Liputan6.com, Jakarta Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Sunanto menegaskan bahwa wilayahnya siap mensuplai kebutuhan jagung bagi peternak ayam petelur maupun ayam layer.
Menurutnya pada September dan Oktober ini produksi jagung di Kabupaten Grobogan mencapai 170 ribu ton.
Advertisement
"Bulan September ini luas panen ada 26 ribu hektar dengan produksi 170 ribu ton. Kalau dikonversi dengan kadar air 15-17% maka masih ada 120 ribu ton," ujar pada Rabu (22/9).
Sunanto menambahkan bahwa pada Oktober nanti, luas panen mencapai 11 ribu hektar dengan produksi jagung sebesar 70 ribu ton.
"Nanti di bulan Oktober ada 70 ribu ton jagung yang kalau di konversi dengan kadar air 15-17%yaitu 50 ribu ton," kata Sunanto.
Petani jagung pada musim tanam kali ini menurutnya sedang menikmati hasil yang bagus.
"Harga bagus di tingkat petani ini adalah perwujudan program pemulihan ekonomi nasional," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Serelia Ditjen Tanaman Pangan Moh. Ismail Wahab menegaskan bahwa ada stok jagung hingga 2,3 juta ton di lapangan. Hal ini ditegaskan Direktur Serelia
"Kementan melakukan update data stok jagung secara reguler setiap minggunya. Bahkan ada dua unit kerja yang secara aktif melakukan pengecekan, yaitu Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Data dan Informasi Pertanian," katanya.
Isu jagung ini menjadi ramai menurut Ismail karena ada kecenderungan pabrik pakan besar dan pengepul untuk menyimpan jagung dalam jumlah besar, mengingat adanya kekhawatiran supply jagung untuk produksi pakan terganggu, dan kondisi harga jagung pasar dunia yang juga sedang tinggi.
"Masalahnya saat ini bukan produksi, namun distribusi jagung ke peternak yang terhambat. Kami punya data stok, silahkan tanya kami bila benar ingin menyelesaikan perkara jagung peternak mandiri," katanya.
(*)