Liputan6.com, Jakarta - Seorang perwira intelijen AS menderita gejala sindrom Havana saat berpergian di India dengan direktur CIA, William Burns. Saat ini korban sedang dalam proses penanganan gejala oleh petugas.
Badan-badan pertahanan dan intelijen telah meningkatkan penyelidikan tentang peningkatkan jumlah insiden, terkait personel yang menderita gejala konsisten sindrom misterius tersebut.
Sindrom Havana adalah penyakit misterius yang pertama kali dilaporkan pada karyawan kedutaan AS di Kuba, tahun 2016.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari The Guardian, Rabu (22/9/2021), saat ini ada 200 kasus yang sedang diselidiki, setengahnya melibatkan personel intelijen. Saat ini CIA menolak untuk mengomentari kasus yang ada.
Sejak menjadi direktur, Burns telah melipatgandakan jumlah staf medis yang mempelajari insiden terkait dengan sindrom Havana dan bertemu dengan staf agensi yang melaporkan kasus.
Pada awal September, wakil presiden Kamala Harris harus menunda perjalanannya dari Singapura ke Vietnam akibat beberapa staf AS di Hanoi mengalami gejala sindrom Havana dan dua diplomat memerlukan evakuasi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gejala yang Dialami Sindrom Havana
Giordano, profesor neurologi dan biokimia di Georgetown University and executive director of the Institute for Biodefense Research, Washington mengatakan petugas intelijen telah melaporkan gejala yang konsisten dengan sindrom tersebut, meliputi :
- Kehilangan keseimbangan
- Pusing
- Sakit kepala
Giordano mengatakan, kemungkinan kasus sindrom Havana masih terus bermunculan di AS maupun di luar negeri, termasuk dua insiden yang belum di konfirmasi.
Penulis : Alicia Salsabila
Advertisement