Liputan6.com, Jakarta - Wasit merupakan pekerjaan berisiko tinggi di sepak bola. Mereka bakal jadi sasaran jika salah mengambil keputusan.
Protes pemain dan ofisial klub merupakan hal biasa. Namun, pengadil pertandingan juga mesti bersiap menghadapi skenario terburuk yakni serangan fisik.
Advertisement
Sudah kerap muncul berita wasit mendapat perlindungan dari petugas keamanan. Beberapa kasus bahkan lebih ekstrim. Mereka mesti menyamar agar tidak dikenali pemburu.
Salah satunya adalah AH Blythe yang terancam usai menghentikan duel Newport County vs Norwich City secara kontroversial pada 1951. Dalam kejaran penonton, Blythe bisa meninggalkan stadion setelah mengenakan seragam ambulans.
Wasit pada pertandingan Swansea vs Llanelly Town (1923) dan Wrexham vs Southport (1967) memilih pakaian berbeda dengan tujuan sama. Keduanya mengenakan seragam polisi demi lepas dari amukan penonon.
Tampil Menyamar
Namun, Livion Bonelli punya cara unik untuk menghindari pengalaman seperti itu. Eks wasit asal Argentina ini memiliki metode yang membuatnya dengan mudah menyelamatkan diri.
Cara Bonelli sangat sederhana. Agar tidak repot menyamar, dia memilih tampil sebagai orang lain. Bonelli menggunakan rambut dan jenggot palsu saat bertugas di lapangan hijau.
Advertisement
2 Cara Menilai
Begitu merasa dalam masalah, dia tinggal mencopot aksesoris di kepalanya. Menurut laporan FA pada 1961, seperti diberitakan Guardian, Bonelli sudah dua kali bebas dari amuk massa menggunakan langkah ini.
Sayang tidak banyak keterangan dalam kiprah Bonelli. Yang jelas, ada dua cara untuk menilai Bonelli. Pertama, dia sosok penuh perhitungan dan bersiap menghadapi berbagai skenario.
Kedua, kemampuan Bonelli sebagai wasit layak dipertanyakan. Sebab, rencana melarikan diri milik Bonelli menunjukkan ketidakyakinannya dengan kapasitas sendiri.