Liputan6.com, Surabaya - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan alat pendeteksi alkohol pada parfum yang mampu mendeteksi keamanan parfum bagi pengguna berkulit sensitif.
Kandungan alkohol pada parfum diindikasi dapat menyebabkan gejala alergi pada pengguna berkulit sensitif seperti berupa iritasi, kemerahan dan gatal, flu, hingga sulit bernapas.
Advertisement
“Alat bernama Peudecskin ini dapat memberikan informasi apakah parfum aman atau tidak digunakan oleh penderita kulit sensitif,” jelas Linaniyyatul Masruroh, ketua tim, Rabu (22/9/2021).
Kadar alkohol pada parfum sendiri cukup beragam tergantung konsentrasi pewangi parfum. Maka dari itu, Peudecskin memanfaatkan sensor array berbasis senyawa aromatik, sehingga kadar alkohol alat dapat ditentukan melalui identifikasi jenis parfum.
Lebih dalam, Lina memaparkan mengenai cara kerja Peudecskin. Langkah pertama ialah parfum disemprotkan pada Peudecskin.
“Partikel-partikel gas akan ditangkap reseptor dan diidentifikasi oleh delapan sensor pada alat,” tambah mahasiswa Departemen Teknik Kimia Industri angkatan 2017 ini.
Setelah melewati delapan sensor (Gravimetric Sensor Arrays) diperoleh data karakteristik alkohol parfum yang kemudian dianalisis menggunakan metode neural network.
Data karakteristik alkohol pada parfum akan dicocokkan dengan data yang telah dihimpun secara digital lalu diklasifikasikan menurut jenis alkoholnya.
“Pengklasifikasian jenis alkohol ini dilakukan dengan aplikasi MatLab Graphical User Interfaces (GUI),” ucap Lina.
Lebih lanjut, Lina mengungkapkan bahwa Peudecskin mampu mengindentifikasi 12 turunan alkohol dengan akurasi sempurna yaitu 100 persen didukung dengan data penilaian risiko kuantitatif. “Data karakteristik 12 turunan alkohol diperoleh dari penelitian terdahulu,” ungkap gadis asal Pamekasan, Madura ini.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sabet Medali Perak
Dengan mengetahui jenis alkohol pada parfum, maka dapat diketahui pula apakah alkohol parfum tergolong aman atau tidak digunakan oleh konsumen berkulit sensitif. Indikator keamanan parfum sendiri dinyatakan melalui GUI dengan tiga tingkat kadar alkohol yaitu week, strong, atau extreme.
“Bila terkategori tidak aman, maka buzzer pada alat akan menyala sebagai tanda peringatan,” ungkap mahasiswi kelahiran 1998 ini.
Melalui inovasinya ini, Lina bersama kedua rekannya Ardin Lirnawati (Departemen Teknik Kimia Industri, 2017) dan Dzulfikar Ats Tsauri (Departemen Teknik Elektro Otomasi, 2018), Lina berhasil meraih medali perak dalam kompetisi Japan Design, Idea, and Invention Expo 2021 dengan bimbingan dosen Teknik Elektro Otomasi, Berlian Al Kindhi.
Terakhir, Lina berharap bahwa Peudecskin dapat dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai quality control dalam produksi parfum sebelum didistribusikan ke konsumen. “Harapannya, parfum dapat digunakan oleh semua orang dengan aman,” ujarnya.
Advertisement