Bupati Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Andi Merya Nur usai menjalani rilis penetapan tersangka dan penahanan di Gedung KPK Jakarta, Rabu (22/9/2021). Andi Merya Nur ditahan bersama Kepala BPBD Kolaka Timur Anzarullah. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Bupati Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Andi Merya Nur usai menjalani rilis di Gedung KPK Jakarta, Rabu (22/9/2021). Andi Merya Nur ditahan terkait dugaan suap dana hibah BNPB untuk Rehabilitasi dan Rekonstruksi serta Dana Siap Pakai (DSP) di Kabupaten Kolaka Timur. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Bupati Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Andi Merya Nur dan Kepala BPBD Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Anzarullah usai menjalani rilis penetapan tersangka dan penahanan di Gedung KPK Jakarta, Rabu (22/9/2021). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Petugas menunjukkan barang bukti penangkapan dan penahanan Bupati Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Andi Merya Nur dan Kepala BPBD Kolaka Timur, Anzarullah di Gedung KPK Jakarta, Rabu (22/9/2021). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Bupati Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Andi Merya Nur dan Kepala BPBD Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Anzarullah saat rilis penetapan tersangka dan penahanan di Gedung KPK Jakarta, Rabu (22/9/2021). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron saat menyampaikan rilis penahanan Bupati Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Andi Merya Nur dan Kepala BPBD Kolaka Timur, Anzarullah di Gedung KPK Jakarta, Rabu (22/9/2021). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Kepala BPBD Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Anzarullah usai menjalani rilis di Gedung KPK Jakarta, Rabu (22/9/2021). Anzarullah ditahan terkait dugaan suap dana hibah BNPB untuk Rehabilitasi dan Rekonstruksi serta Dana Siap Pakai (DSP) di Kabupaten Kolaka Timur. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Petugas menunjukkan barang bukti penangkapan dan penahanan Bupati Kolaka Timur Sulawesi Tenggara, Andi Merya Nur dan Kepala BPBD Kolaka Timur, Anzarullah di Gedung KPK Jakarta, Rabu (22/9/2021). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)