AS dan Prancis Siap Rujuk Usai Ribut Akibat Kapal Selam

Hubungan Prancis dan AS menjadi renggang setelah Australia, Inggris, dan Amerika Serikat mengumumkan pakta AUKUS, dan kapal selam Prancis batal dibeli.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 23 Sep 2021, 06:30 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron (AP/Phillipe Wojazer)

Liputan6.com, Washington, DC - Prancis sempat ngambek karena kapal selam mereka tidak jadi dibeli oleh Australia yang memilih kapal selam buatan Amerika Serikat. Akibatnya, Presiden Emmanuel Macron menarik duta besarnya dari Washington DC dan Paris.

AS-Prancis kini berusaha rujuk dan memperbaiki komunikasi mereka.

Dilansir BBC, Kamis (23/9/2021), Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengeluarkan pernyataan bersama untuk memperbaiki situasi dengan konsultasi secara terbuka antara sekutu.

Keduanya juga berbicara selama 30 menit via telepon pada Rabu kemarin. Rencananya, mereka akan bertemu di Eropa pekan depan.

Sebelumya, Prancis murka karena pembelian kapal selam mereka dibatalkan. Prancis juga tak diberitahu mengenai hal itu sampai AS, Inggris, dan Australia mengumumkan pakta pertahanan AUKUS yang tak melibatkan Prancis.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dubes AS Kembali

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara tentang berakhirnya perang di Afghanistan dari Ruang Makan Negara Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (31/8/2021). Biden mengatakan penarikan pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan merupakan pilihan terbaik. (AP Photo/Evan Vucci)

Duta Besar Prancis untuk AS, Philippe Etienne, akan kembali aktif ke Washington DC. Namun, dubes untuk Australia belum kembali diaktifkan. 

Dubes Etienne ditarik karena Prancis protes masalah kapal selam ini. Penarikan dubes Prancis pada era Presiden Joe Biden ini adalah pertama kalinya dalam sejarah aliansi kedua negara. 

Pihak Prancis berkata pembatalan pembelian kapal selam ini seperti "penusukan dari belakang." 

Kapal selam pilihan Australia jatuh kepada buatan AS yang memiliki kekuatan nuklir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya