Hadiri Global COVID-19 Summit, Jokowi Sarankan Ada Standar Protokol Kesehatan Global

Dalam acara yang dihadiri banyak pimpinan negara itu Jokowi berharap bahwa dunia memiliki standar protokol kesehatan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 23 Sep 2021, 09:15 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Global COVID-19 Summit pada Rabu, 22 September secara daring. (Foto: Tangkapan layar YouTube Sektreriat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Global COVID-19 Summit pada Rabu, 22 September secara daring. Dalam acara yang dihadiri banyak pimpinan negara itu Jokowi berharap bahwa dunia memiliki standar protokol kesehatan.

"Kita perlu menyusun protokol kesehatan yang standar agar semua aktivitas global, baik itu transportasi, pertemuan atau acara lainnya bisa mengikuti protokol standar yang sama," kata Menteri Budi Gunadi Sadikin mewakili Jokowi dalam jumpa pers ditulis Kamis (23/9/2021).

Kehadiran protokol kesehatan yang sama ini seperti penggunaan paspor yang bisa digunakan untuk memasuki suatu negara. Kita tidak perlu pusing ketika masuk negara lain karena sudah membawa satu dokumen saja yakni paspor. Tidak perlu bawa KTP, kartu keluarga, atau dokumen lain saat masuk negara.

"Sama seperti protokol kesehatan harus kita standarisasikan agar memudahkan pergerakan orang ke seluruh dunia," kata Budi mewakili Jokowi.

Usulan ini juga karena dilatarbelakangi pada tahun depan Indonesia bakal menjadi President G20. Lalu, Indonesia berkomitmen untuk siap sebagai salah satu negara sebagai global hub manufacturing vaccine mRNA.

"Yang nantinya akan sangat dibutuhkan untuk memvaksinasi jutaan manusia di dunia," kata Budi.

 


Dua Usulan Lain

Jokowi hadiri Global COVID-19 Summit .(Foto: Sekreratariat Presiden)

Di kesempatan itu, Budi juga menyampaikan dua usulan Jokowi lainnya kepada para pimpinan dunia seperti Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Kanada Justin Trudeau serta bos WHO Tedros Adhanom.

Jokowi mengatakan bahwa dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini perlu segera dibangun arsitektur sistem ketahanan kesehatan yang baru. Jokowi melihat bahwa sistem kesehatan dunia itu sifatnya tidak lokal, dengan adanya pandemi sistem kesehatan satu negara sangat erat hubungannya dengan negara lain. Jokowi berharap dalam sistem kesehatan bisa menerapkan apa yang ada pada IMF di bidang keuangan.

"Sistem keuangan dunia sudah tersusun arsitekturnya dengan baik maka Indonesia merasa perlu arsitektur kesehatan global juga perlu ditata dengan baik."

Kedua, Jokowi menyampaikan perlu segera dibangun mekanisme global untuk sumber daya kesehatan untuk bisa diakses negara terutama negara berkembang bila menghadapi krisis kesehatan.

"Sama seperti sistem ketahanan global IMF yang tata kelolanya sudah jelas, partisipasi sudah jelas dan terbukti bisa menyelamatkan kondisi keuanganan ngera berkembang. Indonesia perlu merasa sistem support kesehatan secara global yang mirip dengan sistem keuangan seperti IMF."


Infografis 7 Momen Kamu Harus Pakai Masker

Infografis 7 Momen Kamu Harus Pakai Masker (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya