Merek Terkenal Dunia Beriklan di Situs yang Berisi Misinformasi Covid-19, Simak Rinciannya

Sejumlah merek terkenal dunia ditemukan beriklan diberbagai situs daring yang berisikan misinformasi terkait Covid-19

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2021, 11:00 WIB
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta- Biro Jurnalisme Investigasi menyatakan, sejumlah merek terkenal dunia ditemukan beriklan diberbagai situs daring yang berisikan misinformasi terkait Covid-19 selama pandemi berlangsung.

Dilansir dari beckershospitalreview, merek terkemuka tersebut antara lain Amazon, Walgreens, eBay, Discover, dan Honda. Iklan Amazon bagian farmasi yang muncul di lebih dari 30 situs misinformasi, telah menghasilkanlebih dari 1 persen iklan yang ditemukan pada laporan situs misinformasi.

Bahkan, analisis dari sebuah organisasi nirlaba yang berlangsung tiga bulan juga menemukan, iklan dari merek terkemuka tersebut ditampilkan pada hampir 60 situs misinformasi Covid-19. Situs tersebut menyebarkan informasi bohong mengenai vaksin, asal- usul pandemi Covid-19, dan respon pemerintah dalam mengatasi pandemi.

Kejadian ini seringkali terjadi tanpa disadari disebabkan oleh desain dari pasar periklanan digital yang tidak transparan, di mana Google dan perusahaan teknologi lainnya melacak sejarah browsing dari pengguna.

Menurut Augustine Fou, seorang peneliti penipuan iklan sekaligus mantan kepala petugas digital dari grup konsultan kesehatan biro iklan Omnicom, mengatakan, karena sistem yang kurang transparan, merek terkemuka tersebut seringkali tidak mengetahui bahwa iklan mereka muncul di situs misinformasi dan berpotensi untuk menyebarkan kebohongan.

“Karena sekarang mereka memiliki sumber pendapatan, mereka tidak hanya dapat bertahan hidup tetapi juga berkembang biak,” ucap Dr. Fou. Ia menambahkan, “Dan itulah mengapa kami melihat ini sebagai masalah yang besar.”

Laporan tersebut juga menemukan iklan untuk Departemen Veteran Amerika Serikat, atau biasanya disingkat VA, pada dua situs misinformasi Covid-19. VA juga mengatakan, pihaknya mencoba tindakan proaktif dengan mencegah iklan-iklan tersebut muncul di situs yang berbahaya.Namun, karena kecepatan yang dimiliki oleh situs dan informasi baru di dunia daring setiap harinya membuat pihak VA kesulitan untuk menjamin bahwa iklan tidak akan muncul di situs manapun.

Dr. Fou mengatakan, untuk menyelesaikan masalah ini, masing-masing perusahaan yang sedang membeli iklan harus melakukan tindakan investigasi daripada memercayai perusahan yang mereka gunakan untuk menayangkan iklan mereka.

Amadea Claritta - Universitas Multimedia Nusantara

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya