Tren Seluruh Indikator Penanganan COVID-19 Indonesia Terkendali

Seluruh indikator penanganan COVID-19 Indonesia terkendali.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 23 Sep 2021, 19:00 WIB
Petugas menyemprotkan disinfektan di Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (11/10/2021). Uji coba pembukaan itu berdasarkan Kepgub Nomor 1072 Tahun 2021 tentang PPKM Level 3 yang ditandatangani Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 6 September 2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Tren seluruh indikator penanganan COVID-19 di Indonesia menunjukkan hasil terkendali. Saat ini, semua kabupaten/kota di Jawa dan Bali berada pada Level 3 dan 2 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sementara itu, di luar Jawa dan Bali ada 21 kabupaten kota pada Level 1, 250 kabupaten/kota Level 2, 105 kabupaten/kota Level 3, dan 10 kabupaten/kota pada level 4. Kasus positif COVID-19 dan angka kematian, pun menurun.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, secara nasional terjadi penurunan kasus mingguan sebanyak 40 persen dan kematian sebesar 48 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Namun, masih ada beberapa provinsi yang masih mencatatkan insidensi dan angka kematian yang relatif tinggi, yaitu Kalimantan Utara dan Bangka Belitung. Terkait testing rate nasional, Pemerintah terus ditingkatkan menjadi 4,22 orang diperiksa per 1.000 penduduk per pekan.

“Ini di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 1 orang diperiksa per 1.000 penduduk per pekan sebagai parameter surveilans yang komprehensif. Kami juga memastikan, seluruh provinsi telah mencapai standar minimal tersebut," kata Nadia saat konferensi pers pada Rabu, 22 September 2021.

"Beberapa provinsi mencatatkan testing rate yang cukup tinggi, yakni di Bali, Riau, Kalimantan Timur dan DKI Jakarta.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


Tidak Ada BOR di Atas 50 Persen

Presiden Joko Widodo melihat sejumlah fasilitas Rumah Sakit (RS) Modular Pertamina di Tanjung Duren, Jakarta, pada Jumat (6/8/2021). Presiden mengapresiasi pihak-pihak yang telah menyiapkan rumah sakit yang dibangun menjadi RS khusus pasien Covid-19 tersebut. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

Perkembangan positivity rate secara nasional, Siti Nadia Tarmizi menyebut sudah di angka 4 persen atau lebih kecil dari standar WHO, kurang dari 5 persen.

Parameter lainnya, keterisian tempat tidur rumah sakit yang diukur dengan Bed Occupancy Rate (BOR) juga menurun.

“Saat ini, tidak ada provinsi yang mencatatkan BOR di atas 80 persen, baik untuk BOR total maupun BOR ICU. Hal ini juga menjadi salah satu target vaksinasi untuk mencegah keparahan jika seseorang yang telah mendapatkan vaksinasi terinfeksi COVID-19,” Nadia menambahkan.

Menurut Nadia, tren positif di hampir seluruh indikator merupakan salah satu bukti keseriusan semua pihak untuk mengendalikan pandemi COVID-19 di Tanah Air.

"Tentu hal ini menjadi berita yang baik untuk kita semua. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama masyarakat yang telah membantu dalam upaya pengendalian pandemi COVID-19 di Indonesia," imbuhnya melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.

“Yang harus diingat, upaya terberat selanjutnya adalah bagaimana mempertahankannya."


Infografis 3 Area Wajah Sering Disentuh Tangan Rentan Covid-19

Infografis 3 Area Wajah Sering Disentuh Tangan Rentan Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya