Matahari Department Store Tutup 1 Gerai di Bogor, Ini Alasannya

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) sudah menutup empat gerai sepanjang 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Sep 2021, 16:28 WIB
Calon pembeli sedang duduk saat gelar potongan harga di Matahari Mall Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (1/12). Penutupan PT Matahari Department Store pada 3 Desember 2017 guna menjaga kinerja perseroan ditengah penurunan pasar. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membenarkan ada satu gerai di Bogor, Jawa Barat yang tutup. Hal ini lantaran kinerja gerai yang tak optimal.

“Iya benar. Ini sejalan dengan rencana perseroan yang sebelumnya telah diinfo. Kami akan menutup gerai-gerai yang tidak perform,” ujar Direktur PT Matahari Department Store Tbk, Miranti Hadisusilo saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, dikutip Kamis (23/9/2021).

Selain di Bogor, Miranti mengatakan, Matahari Department Store juga menutup gerai di Yogyakarta, Jakarta dan Bandung. “Tahun ini sudah ditutup empat hingga hari ini (Rabu, 22 September 2021). Jogja, Jakarta, Bandung, dan Bogor masing-masing satu gerai,” kata dia.

Perseroan juga masih terus monitor dari gerai Matahari Department Store. Sebelumnya perseroan menyampaikan akan tutup 13 gerai pada 2021. “Masih terus kami monitor. Belum tentu akan mencapai 13, tahun ini,” ujar dia.

 Update:

 Miranti menuturkan, karyawan yang bekerja di gerai yang ditutup dialihkan sehingga tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK)."Karyawan kami alihkan ke gerai yang terdekat, tidak ada PHK," ujar dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja Semester I 2021

Sejumlah rak busana pria terlihat kosong setelah di serbu pembeli di Matahari Mall Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (1/12). Penutupan PT Matahari Department Store guna menjaga kinerja perseroan ditengah penurunan pasar. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mencetak kinerja positif selama semester I 2021. Perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan dan mencetak laba bersih selama enam bulan pertama 2021.

PT Matahari Department Store Tbk meraup penjualan kotor Rp 6,6 triliun pada semester I 2021. Realisasi itu 67 persen di atas 2020 pada periode yang sama. Sementara itu, pendapatan bersih perseroan Rp 3,56 triliun. Realisasi pendapatan itu tumbuh 58,43 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,25 triliun.

Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 1,29 triliun pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 902,96 miliar.

Dengan demikian, laba kotor tumbuh 68,39 persen menjadi Rp 2,27 triliun pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,35 triliun. Demikian mengutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 26 Agustus 2021.

Perseroan menekan beban usaha dari Rp 1,64 triliun pada semester I 2020 menjadi Rp 1,55 triliun pada semester I 2021. Melihat kondisi itu, perseroan mencatat laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 532,48 miliar pada semester I 2021. Dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 357,86 miliar.

Laba bersih per saham dasar dan dilusi mencapai Rp 202 per saham pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 136.

 


Penjelasan Manajemen Perseroan

Calon pembeli melihat tumpukan tas koper yang dijual dengan potongan harga yang menggiurkan di Matahari Mall Taman Anggrek, Jakarta, Jumat (1/12). Matahari Department Store menawarkan diskon 20% hingga 70% jelang penutupan. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Perseroan menyampaikan, hasil yang dicapai meski terdapat pembatasan mudik yang mempengaruhi penjualan Lebaran, daya beli yang menurun, pembatalan cuti bersama dan beberapa langkah yang diambil demi melindungi kesehatan masyarakat seperti pengurangan jam operasional.

PT Matahari Department Store Tbk telah melihat kemajuan yang menjanjikan antara lain:

-marjin yang lebih dapat diprediksi dengan penghentian penjualan merek dan mode yang berkinerja buruk

- modernisasi yang sedang berlangsung atas barang dagangan, dengan serangkaian inisiatif baru yang telah membuahkan hasil

- wilayah operasi yang ditata ulang demi produktivitas yang lebih tinggi

- pekerjaan peningkatan gerai untuk pengalaman berbelanja yang lebih lancar - penggunaan pengeluaran modal yang lebih selektif untuk peningkatan pelayanan pelanggan yang utama

- peralihan ke model beraset ringan dengan berkurangnya gudang, aset dan aset berkinerja rendah berjalan dengan baik

“Kami senang sekali dapat kembali meraih profitabilitas dan ini merupakan bukti kerja keras dan ketekunan karyawan kami,” ujar Terry.

Ia menambahkan, pihaknya telah melunasi utang dan memiliki saldo kas yang sangat sehat pada akhir periode. Oleh karena itu, perseroan dapat tampil jauh lebih baik setelah PPKM seiring dengan semakin cepatnya pelaksanaan inisiatif dan tantangan terkait COVID-19 semakin terlampaui.

“Kami bermaksud menjadikan musim lalu sebagai pembelajaran utama bagi musim Lebaran 2022,” kata dia.

Melihat laporan keuangan perseroan, total liabilitas tercatat Rp5,31 triliun pada Juni 2021 dari periode Desember 2020 sebesar Rp 5,73 triliun.

Total ekuitas naik menjadi Rp 1,38 triliun pada 30 Juni 2021 dari 31 Desember 2020 sebesar Rp 581,11 miliar. Total aset naik menjadi Rp 6,70 triliun dari Desember 2020 sebesar Rp 6,31 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,01 triliun pada 30 Juni 2021.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya