Menkeu: Indonesia Harus Waspadai Gagal Bayar Evergrande

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kasus gagal bayar perusahaan konstruksi terbesar di China yaitu Evergrande perlu diwaspadai oleh Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Sep 2021, 10:26 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) mengikuti rapat kerja bersama Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/6/2021). Rapat tersebut membahas pagu indikatif Kementerian Keuangan dalam RAPBN 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kasus gagal bayar perusahaan konstruksi terbesar di China yaitu Evergrande perlu diwaspadai oleh Indonesia, lantaran masalah itu dapat berdampak terhadap perekonomian global.

Menkeu menjelaskan, disamping risiko mutasi virus covid-19 varian delta yang memungkinkan menciptakan varian baru, terdapat risiko baru yaitu stabilitas sektor keuangan di China karena gagal bayar dari satu perusahaan konstruksi terbesar Evergrande.

“Dimana total utangnya mencapai USD 305 miliar dan mereka akan mengalami situasi yang tidak mudah dan memiliki dampak yang luar biasa besar baik dalam perekonomian domestik di Tiongkok maupun dunia,” kata Menkeu dalam Konferensi Pers APBN Kita September 2021, Kamis (23/9/2021).

Padahal OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini tetap kuat, namun dilihat dari sisi downside risks-nya belum membaik, karena pemulihan berjalan tidak merata karena ketimpangan vaksinasi, dan potensi normalisasi kebijakan moneter AS lebih cepat dari ekspektasi.

Kemudian ditambah dengan risiko stabilitas sektor keuangan Tiongkok yang perlu diwaspadai yaitu isu gagal bayar Evergrande.

“Disisi downside risk-nya sebetulnya ini belum balik, varian Delta masih harus kita perhatikan mutasi virusnya juga masih akan terjadi dan pemulihan ekonomi yang tidak merata, inflasi di berbagai negara menimbulkan komplikasi dan isu risiko stabilitas sektor keuangan terutama di RRT itu menjadi perhatian pada minggu-minggu ini,” jelasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Perekonomian China

Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Dengan demikian, Menkeu menegaskan kembali bahwa Indonesia harus tetap waspada terhadap apa yang terjadi dalam perekonomian China, sebab isu gagal bayar Evergrande ini.

“Jadi kita juga harus melihat mewaspadai apa yang terjadi di dalam perekonomian Tiongkok dengan adanya fenomena gagal bayar dari Evergrande ini,” pungkasnya.   

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya