Liputan6.com, New York - Presiden Jokowi telah menyampaikan pidatonya dalam Sidang Majelis Umum PBB secara virtual, dan videonya ditayangkan dalam sidang.
Dalam UNGA ke-76 tahun ini, Presiden Jokowi tidak hadir secara langsung dan sebagai perwakilan Indonesia, Menlu Retno Marsudi yang hadir di markas besar PBB.
Baca Juga
Advertisement
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menyampaikan sejumlah hal penting yang dirangkum oleh Menlu Retno.
Pertama, Presiden Jokowi menyatakan bahwa kita harus dapat memberikan harapan kepada masyarakat bahwa pandemi akan dapat tertangani.
Presiden secara sengaja menyampaikan kata kunci harapan karena harapan sangat penting artinya bagi kita semua dan salah satu tema dari SMU PBB tahun ini adalah hope atau harapan.
Presiden melanjutkan dalam pidatonya bahwa harapan tersebut akan dapat dipenuhi jika diskriminasi dan politisasi pandemi dapat dihentikan dan gap vaksin global harus dapat dipersempit.
"Oleh karenanya, arsitektur ketahanan kesehatan global harus ditata ulang," ujar Presiden dalam pidatonya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pentingnya Pemulihan Ekonomi
Kedua, Presiden menekankan pentingnya pemulihan ekonomi, dan pemulihan ekonomi ini tidak akan terlaksana jika pandemi tidak selesai.
Presiden menegaskan bahwa pemulihan ekonomi dapat dilakukan melalui kerja sama dan saling membantu.
Inti dari hal yang kedua ini adalah kerja sama dalam rangka pemulihan ekonomi.
"Dalam kaitan ini, Presiden menyampaikan bahwa Indonesia membuka pintu bagi investasi yang berkualitas, yaitu investasi yang membuka lapangan kerja, mendorong transfer teknologi, meningkatkan kapasitas SDM, dan berkelanjutan," ujar Menlu Retno.
Ketiga, Presiden menyampaikan komitmen terhadap ketahanan iklim, pembangunan rendah karbon, dan teknologi hijau.
Dalam konteks ini, Presiden menekankan kembali pentingnya kerja sama guna memberdayakan negara berkembang agar dapat melakukan transformasi energi dan teknologi.
Intinya, kerja sama diperlukan dalam membangun ekonomi hijau, dan ini sangat penting artinya.
Keempat, Presiden menekankan tetap pentingnya dunia untuk fokus melawan intoleransi, konflik, terorisme, dan perang.
"Tentunya kita tahu ada kekhawatiran, termasuk kekhawatiran dunia juga, bahwa selama pandemi jangan sampai isu-isu yang sangat besar ini menjadi terabaikan," tambah Menlu Retno lagi.
Secara khusus, Presiden memberikan perhatian terhadap hak-hak perempuan di Afghanistan, kemerdekaan Palestina, dan krisis politik di Myanmar.
Advertisement
Presidensi Indonesia di G20
Di samping empat hal tersebut di atas yang memerlukan kerja sama global, kerja sama semua pihak, di dalam pidato Presiden juga menyampaikan mengenai Presidensi Indonesia di G20 untuk tahun 2022.
Presiden menyampaikan mengenai tema besar Presidensi Indonesia adalah "recover together, recover stronger".
Presiden Jokowi juga menekankan bahwa Presidensi Indonesia akan memajukan kepentingan semua. yang berarti sekali lagi inklusivitas, termasuk kelompok rentan.
Di dalam Presidensi, Indonesia juga akan berikan perhatian pada ekonomi hijau dan berkelanjutan. Indonesia paham bahwa Indonesia memiliki nilai strategis dalam isu perubahan iklim.
Di akhir pidatonya, Presiden menyampaikan pentingnya berbagi beban dan pentingnya multilateralisme yang efektif dengan kerja dan hasil konkret.
"Let us work together to recover together, recover stronger," tutup Presiden dalam pidatonya.