Liputan6.com, Melbourne - Pihak berwenang negara bagian Victoria, Australia, pada Kamis (23/9) bersiap untuk menghadapi dan menahan para demonstran yang mengamuk di kawasan pusat bisnis Kota Melbourne.
Polisi melakukan lebih dari 200 penangkapan pada Rabu kemarin, ketika kerumunan pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan membuat lalu lintas terhenti, demikian dikutip dari laman Xinhua, Kamis (23/9/2021).
Advertisement
Kepala Polisi Victoria Komisaris Shane Patton, berbicara kepada media lokal dan mengatakan polisi antihuru-hara, dipersenjatai dengan gas air mata dan peluru karet, akan terus dikerahkan.
"Kami tidak akan mentolerir kota dalam kekacauan," kata Patton.
Ia juga menambahkan bahwa "kami berharap akal sehat mulai menang, dan mereka mulai merenungkan perilaku mereka dan sentimen publik terhadap perilaku ini."
Protes awalnya diatur oleh pekerja konstruksi yang menentang mandat vaksin COVID-19 yang ditempatkan pada industri mereka.
Orang-orang lain, termasuk demonstran anti-vaksin dan anti-lockdown, dengan cepat bergabung dalam keributan yang bertujuan melakukan perlawanan terhadap negara.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus COVID-19 di Victoria
Otoritas kesehatan Victoria mencatat 766 kasus lokal baru pada Kamis (23/9), sehingga kasus aktif menjadi 6.666 yang sebagian besar ada di sekitar Melbourne.
Sementara itu, New South Wales (NSW), negara bagian lain yang dilanda COVID, mencatat 1.063 kasus lokal baru dalam 24 jam hingga pukul 20.00 Rabu waktu setempat. Negara bagian juga memiliki enam kematian terkait selama jam-jam itu.
Sejak wabah NSW dimulai di ibu kota negara bagian Sydney pada 16 Juni, ada 50.123 kasus yang didapat secara lokal dan 266 kematian terkait.
Advertisement