Liputan6.com, Jakarta Banyak budaya dan agama di sepanjang sejarah yang memperlakukan warna ungu sebagai simbol bangsawan dan kemewahan.
Warna ungu juga menyimpan fakta yang mungkin tak Anda duga sebelumnya. Seperti sebutan warna dari Tuhan.
Dilansir dari laman Mental Floss, Jumat (24/9/2021), inilah 4 fakta tentang warna ungu yang sangat unik ini:
Baca Juga
Advertisement
1. Ungu Tyrian mahal untuk dibuat
Ungu Tyrian atau kadang disebut ungu Fenisia adalah pigmen warna ungu kemerahan yang pertama kali diproduksi sekitar 1600 SM. Seperti yang dijelaskan oleh Pliny the Elder dalam The Natural History, pigmen warna ini dibuat dari sekresi siput laut tropis yang membusuk.
Pembuatannya rumit dan memakan waktu karena butuh berhari-hari untuk mendapatkan warna ungu yang tepat. Baunya pun sangat tidak enak.
Karena produksinya sangat intensif, pakaian dengan pewarna ini sangat mahal harganya. Hanya bangsawan saja yang mampu membelinya. Ketika formula produksi dirilis tahun 60 M, Kaisar Nero melarang warna ini digunakan oleh orang lain. Ia menciptakan Undang-undang yang mengkriminalisasi – dihukum mati – siapa pun selain dirinya yang menggunakan warna Ungu Tyrian.
Selama tahun 1400-an, warna ini tidak lagi digunakan dan tidak lagi ditemukan selama berabad-abad. Hingga saat ini, beberapa orang masih membuat perwarna dengan cara yang kuno diatas, tetapi praktiknya jarang karena semakin banyak penggunaan pewarna buatan dan populasi siput yang semakin berkurang.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Warna Ungu Sebagai Simbol Bangsawan
Banyak budaya dan agama yang menghormati warna ungu, terutama karena kelangkaannya pada zaman dulu. Di China, pewarna ungu dibuat dari gromwell ungu, tanaman asli Asia timur.
Pewarna tidak selalu menempel pada kain, jadi menggunakannya untuk pakaian sangat mahal. Kekaisaran Bizantium percaya warna ungu sebagai hadiah dari Tuhan.
Pada naskah kuno teks perjanjian baru, halaman yang berwarna ungu ditulis dengan tulisan berwarna emas dan perak. Kamar untuk kelahiran seorang kaisar yang berkuasa biasanya dibuat berwarna ungu.
Bangsa Romawii bukan satu-satunya yang melarang mereka yang bukan bangsawan untuk mengenakan warna ungu. Tahun 1547, Henry Howard, Earl of Surrey, didakwa dan dieksekusi karena melakukan pengkhianatan terhadap Henry VIII setelah mengenakan warna ungu, warna raja. Putri Henry VIII, Elizabeth I, juga menolak siapa pun kecuali bangsawan memakai warna tersebut.
Advertisement
3. Secara Teknis, Warna Ungu Tidak Ada
Ada 7 warna dalam spektrum cahaya: merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Tiap warna memiliki panjang gelombang dan frekuensi yang sesuai. Ketika gelombang tumpang tindih, mereka menciptakan warna baru.
Sir Isaac Newton membuat penemuan ini pada tahun 1600-an, ketika ia menemukan bahwa cahaya putih adalah campuran dari ketujuh warna yang dipantulkan kembali dan diterima oleh reseptor di dalam mata.
Warna ungu adalah campuran dari gelombang warna merah dan biru yang tumpang tindih dan memantul kembali.
Warna ungu (dan semua coraknya) adalah warna yang ditafsirkan oleh otak kita saat melihat warna merah dan biru secara bersamaan. Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa ungu adalah warna spektral, violet bukanlah warna ungu. Meskipun mereka terlihat sangat mirip satu sama lain dengan mata telanjang, tetapi mereka berbeda.
Violet melampaui biru pada spektrum yang terlihat dan memiliki panjang gelombang terpendek. Lebih jauh, seperti yang dijelaskan Minute Physics, apa yang kita sebut ungu sebenarnya harus dianggap biru, dan apa yang kita sebut biru harus dianggap cyan.
4. Wortel Seharusnya Berwarna Ungu
Ketika kita memikirkan wortel, pasti yang terlintas adalah worter segar dengan warna oranye yang cerah. Namun, wortel tidak selalu demikian. Catatan paling awal budidaya wortel berasal dari Persia abad ke-10, menyebutkan bahwa wortel berwarna ungu dan putih dengan akar tipis.
Meski mungkin ada wortel oranye saat itu, tetapi mereka adalah mutasi langka. Diyakini bahwa pada abad ke-16, petani Belanda mulai mengembangkan wortel berwarna oranye menggunakan galur yang bermutasi untuk menghasilkan sayuran yang lebih manis.
Reoprter: Ielyfia Prasetio