Liputan6.com, Jakarta - Mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn mengkritik pabrikan asal Jepang tersebut, dalam sebuah wawancara saat mempromosikan bukunya, Broken Alliances.
Berbicara dengan Fox Business, disitat dari Carscoops, Ghosn mengatakan bahwa banyak orang di dalam Nissan yang tidak menyukai gagasannya mendorong kolaborasi yang lebih besar dalam aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi, dan sebaliknya menginginkan lebih banyak otonomi. Sejak kepergian dan penangkapan dirinya, Ghosn menyarankan bahwa semuanya telah menurun bagi jenama asal Negeri Matahari Terbit tersebut.
Advertisement
"Nissan kembali seperti 1999, sayangnya, setelah 19 tahun bekerja, sebagai perusahaan mobil yang membosankan dan biasa-biasa saja, yang akan berjuang untuk mencoba menemukan tempatnya di industri mobil," ujarnya.
"Kami sedang membangun sebuah sistem di mana perusahaan ini akan menjadi bagian dari sesuatu yang benar-benar baru dengan banyak inovasi teknis," tambahnya.
Sementara itu, terkait bukunya, Ghosn mengatakan itu menceritakan dirinya, bukan cerita yang didorong oleh Nissan sejak penangkapannya.
"Pemerintah Jepang dan beberapa eksekutif berpikir bahwa keseimbangan yang ada antara Prancis dan Jepang dalam aliansi ini tidak akan dihormati,” kata Ghosn, seraya menambahkan bahwa Pemerintah Prancis bertindak dengan cara untuk mendapatkan bagian yang jauh lebih besar di negara mereka.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Putus Asa
Ghosn melanjutkan, untuk menjelaskan bahwa dia menjadi sangat putus asa setelah melihat perilaku para hakim dan jaksa saat ditahan di Jepang, sehingga dia memutuskan untuk memulai pelariannya yang berani. Sementara dia berhasil melarikan diri, kemudian ia meninggalkan mantan Wakil Presiden Eksekutif Nissan, Greg Kelly, yang saat ini diadili karena diduga gagal melaporkan sepenuhnya kompensasi Ghosn.
“Greg Kelly masih di Jepang sebagai sandera sistem, diadili dengan satu tuduhan keterlibatan… Ini lelucon,” jelas Ghosn.
“Dia masih menunggu keputusan penilaian yang saya pahami akan terjadi pada Maret 2022, yaitu tiga tahun setelah penangkapan, hanya untuk memberi tahu Anda betapa artifisial langkah ini untuk menghentikan merger dan pengembangan grup perusahaan ini," pungkasnya.
Advertisement