Wall Street Menguat Setelah Kekhawatiran Evergrande Mereda

Wall street kompak menguat pada perdagangan Kamis pekan ini setelah sentimen Evergrande sedkit mereda dan the Fed pertahankan stimulus moneter.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Sep 2021, 06:59 WIB
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan Kamis, 23 September 2021 seiring kekhawatiran seputar krisis di pasar properti China Evergrande sedikit mereda. Di sisi lain bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan stimulus moneter.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melompat 506,50 poin atau 1,48 persen menjadi 34.764,82.  Reli pada perdagangan Kamis juga menambah kenaikan 338 poin pada perdagangan sesi sebelumnya. Indeks S&P 500 naik 1,21 persen menjadi 4.448,98. Indeks Nasdaq bertambah 1,04 persen menjadi 15.052,24.

Kenaikan indeks acuan pada perdagangan Kamis mendorong rata-rata indeks utama kembali menghijau pada pekan ini. Indeks Dow dan S&P 500 masing-masing naik 0,5 persen dan 0,3 persen.

Setelah kenaikan pada Kamis pekan ini, indeks S&P 500 hanya turun 1,6 persen pada September 2021. Sedangkan indeks Nasdaq menguat 0,06 persen pada pekan ini.

Indeks Dow Jones merosot lebih dari 600 poin pada Senin, 20 September 2021, dan kembali koreksi pada perdagangan Selasa 21 September 2021. Hal ini terjadi di tengah kekhawatiran tentang potensi runtuhnya pengembang China Evergrande Group yang beriak terhadap ekonomi global.

Akan tetapi, indeks Hang Seng melonjak lebih dari satu persen dan saham Evergrande reli lebih dari 17 persen seiring investor bertaruh China tidak akan membiarkan kegagalan penuh dari perusahaan utama akan menyediakan lebih banyak likuiditas untuk pasar.

Pasar AS juga mendapat dorongan tambahan dari the Fed pada Rabu sore dengan bank sentral mengindikasikan tidak ada penghapusan segera kebijakan stimulus. Bank sentral mengeluarkan pernyataan setelah pertemuan yang mengatakan jika kemajuan berlanjut “seperti yang diharapkan”, moderal dalam laju pembelian aset akan segera dilakukan.

“Ketidakpastian telah membangun di sekitar jalur ekonomi dan the Fed menanamkan kepercayaan ke pasar kemarin,” ujar Senior Investment Strategist for Allianz Investment Management, Charlie Ripley, dilansir dari CNBC, Jumat (24/9/2021).

Ia menambahkan, selain itu, risiko lain yang membebani sentimen investor seperti plafon utang dan risiko terkait dengan pasar real estate China tampaknya memudar yang telah meningkatkan selera investor terhadap risiko.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Salesforce Pimpin Penguatan Dow

Director of Trading Floor Operations Fernando Munoz (kanan) saat bekerja dengan pialang Robert Oswald di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara itu, Salesforce memimpin Dow lebih tinggi dengan kenaikan 7,2 persen setelah perusahaan Cloud menaikkan panduan pendapatan pada 2022. Saham Restoran Darden termasuk di antara penggerak S&P 500 yang besar, dengan melonjak 6,1 persen setelah melaporkan pendapatan kuartalan yang kuat.

Saham terkait dengan pemulihan ekonomi global juga lebih tinggi karena kekhawatirna dari China mereda. Saham General Electric bertambah 4,5 persen. Saham Las Vegas Sands yang memiliki eksposur China yang besar naik 3,2 persen. Saham Caterpillar bertambah 2,7 persen.

Saham energi memimpin kenaikan indeks S&P 500 dengan APA Corp dan Devon Energy masing-masing naik lebih dari 7 persen. Hal ini karena minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik ke level tertinggi USD 73,50 per barel, harga ini merupakan level tertinggi sejak 2 Agustus 2021 di posisi USD 73,30.

Saham bank mendapatkan dorongan karena imbal hasil treasury bertenor 10 tahun melambung. Saham JPMorgan, Bank of America dan Citibank masing-masing naik lebih dari tiga persen. Saham Regions dan Fifth Third masing-masing naik lebih dari 4 persen.


Menanti Pembayaran Obligasi Evergrande

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pada Rabu, Evergrande sedikit meredakan kekhawatiran dengan menyelesaikan pembayaran obligasi lokal. Akan tetapi, investor global masih menunggu apakah perusahaan akan membayar bunga USD 83 juta pada obligasi berdenominasi dolar AS yang jatuh tempo pada Kamis pekan ini.

Regulator pemerintah menginstruksikan Evergrande untuk hindari default atau gagal bayar obligasi dolar AS jangka pendek, demikian dari laporan Bloomberg.

Namun, beberapa pemegang obligasi Evergrande tidak mengharapkan pembayaran pada Kamis pekan ini, dan belum mendengar kabar dari perusahaan, Reuters melaporkan.

Sebagian besar investor melihat krisis Evergrande terlewati. Investor terus membeli bahkan setelah klaim pengangguran mingguan naik lebih dari yang diharapkan pada pekan lalu menunjukkan kekuatan pemulihan AS masih dipertanyakan.

"Meskipun mungkin ada beberapa turbulensi tambahan musim gugur ini, kami konstruktif pada ekonomi AS secara umum dan percaya setiap penurunan akan layak beli,” ujar Chief Investment Officer for Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli.

Ia menambahkan, saham masih layak beli lantaran fundamental masih sehat dan resesi tampaknya masih lebih dari satu tahun lagi pada saat ini.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya