Pupuk Kaltim Hidupkan Budi Daya Lobster Jadi Komoditas Andalan Nelayan Bontang

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) menaungi nelayan-nelayan Kota Bontang pada sektor budi daya Lobster dan Kerapu di Keramba Jaring Apung (KJA).

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2021, 16:30 WIB
Lobster segar hasil tangkapan nelayan pantai selatan Garut, Jawa Barat, tengah melimpah saat imlek tahun ini (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terus berupaya meningkatkan produktivitas masyarakat maritim di kota Bontang. Hal ini terwujud dalam salah satu program pengembangan ekosistem perairan yang dilakukan PKT tertuang pada program Creating Shared Value (CSV) Perusahaan, yang menaungi nelayan-nelayan Kota Bontang pada sektor budi daya Lobster dan Kerapu di Keramba Jaring Apung (KJA).

Melalui konsep 3R (Reduce, Reuse,Recycle), KJA untuk nelayan binaan PKT ini dibangun dari sisa material pabrik yang dimanfaatkan ulang sebagai bahan baku, baik kayu untuk tiang penyangga serta drum bekas yang telah dinetralisasi.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi menjelaskan program yang dimulai sejak 2016 ini didasari dari semangat PKT untuk membantu mewujudkan pemberdayaan masyarakat maritim yang mandiri di kota Bontang.

"Di Bontang ini, kami melihat tingginya potensi budi daya lobster dan kerapu, yang pada saat itu masih sulit ditemui di kota ini. Melalui pengembangan KJA ini, diharapkan bisa menjadi sarana edukasi bagi nelayan, serta wujud komitmen PKT terhadap lingkungan dan ekosistem perairan dengan peningkatan produktivitas nelayan di tengah potensi industri perikanan Indonesia yang sangat besar. Program ini juga sejalan dengan komitmen PKT terhadap pelaksanaan industri hijau berbasis lingkungan," kata Rahmad di Jakarta, Jumat (24/9).

Dia menjelaskan, dari 80 orang anggota yang tergabung dalam pembinaan KJAPKT, hasil panen telah mencapai 3,5 ton kerapu dan 400 kilogram lobster siap konsumsi hingga Agustus 2021. Selain itu, sebanyak 95 persen fasilitas yang digunakan nelayan binaan didukung penuh oleh PKT, termasuk manajemen pemasaran yang sebelumnya merupakan kendala utama bagi nelayan budidaya di Bontang.

Tidak hanya Kerapu dan Lobster, pengembangan sektor budidaya KJA ini juga terus didorong PKT bagi nelayan binaan guna semakin menciptakan masyarakat maritim yang lebih mandiri secara usaha.

Selain upaya diversifikasi tersebut, PKT juga membentuk Koperasi Nelayan (Kopnel) Bontang Eta Maritim (BEM) sebagai induk pengelolaan, pendampingan, dan budidaya KJA binaan PKT.

Hingga kini, Kopnel BEM mampu tumbuh dan berkembang dengan 88 anggota yang didalamnya termasuk nelayan Pulau Gusung dan Bontang Kuala. Kopnel BEM dibuat dengan harapan nantinya Ketika PKT tak lagi melakukan pendampingan, nelayan binaan sudah bisa mandiri dan mengembangkan usaha secara baik dan benar.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Visi Kota Bontang

Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekspor perikanan naik 7,21 persen dibanding periode yang sama tahun 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tidak hanya bantu mewujudkan visi kota Bontang sebagai kota maritim berkebudayaan industri, PKT juga secara aktif membantu kehidupan masyarakat di sekitar bontang secara langsung.Salah satunya melalui program Better Living in Malahing.

Malahing merupakan perkampungan di tengah laut di Kota Bontang yang dihuni 50 Kepala Keluarga, di mana mayoritas Masyarakat Malahing berprofesi sebagai petani rumput laut. Masyarakat Malahingsecara mayoritas adalah masyarakat rentan di bawah garis kemiskinan, sehingga perusahaan melihat kondisi masyarakat di Malahing perlu mendapat perhatian lebih dari segi kemajuan ekonomi, sosial dan lingkungan.

PKT memulai Gerakan Better Living in Malahing pada tahun 2005. Berbagai inisiatif telah digerakkan selama 16 tahun, seperti pendirian Sekolah Dasar, tempat ibadah, posyandu, jugapembuatan solar panel untuk listrik dan sistem sanitasi untuk masyarakat Malahing.

Sehingga saat ini, di tahun 2021 masyarakat di Malahing sudah mulai memiliki kemajuan pesat denganbeberapa perkembangan seperti terbentuknya kelompok pembudidaya rumput laut dan kelompok usaha baru pemberdayaan keramba jaring tancap.

"Dalam semangat Hari Maritim Nasional, hadirnya program dari perusahaan seperti Creating Shared Value (CSV) dan Better Living in Malahing diharapkan dapat menjadikan masyarakatmaritim di sekitar perusahaan menjadi lebih mandiri dan berkembang, dapat membuka peluang lapangan kerja baru, serta menjaga ekosistem laut dan pesisir secara berkelanjutan," tutupRahmad.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya