Kenali 5 Tanda Jika Anda Seorang Perfeksionis yang Toxic

Sikap perfeksionis yang berlebihan dapat merugikan hidup Anda.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Sep 2021, 10:03 WIB
Bukan hanya perfeksionis, kenali lebih dalam karakter-karakter perempuan berzodiak virgo. | pexels.com/@marcus-aurelius

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi seseorang yang perfeksionis menjadi sikap yang positif dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya mereka yang perfeksionis adalah orang yang sangat memperhatikan hal-hal detail, memiliki standar tinggi, berusaha untuk menjadi unggul dan tentunya pekerja keras. 

Namun, sikap perfeksionis terbagi menjadi dua jenis, perfeksionis positif dan negatif. Sikap perfeksionis positif adalah mereka yang fokus pada pencapaian dan kesuksesan mereka. Sedangkan perfeksionis negatif atau berlebihan adalah mereka yang berorientasi pada kegagalan dan tidak mau kalah.

Bila seseorang memiliki sikap perfeksionis yang terlalu berlebihan, justru akan merugikan hidupnya.

Berikut ini tanda-tanda yang menunjukkan sikap perfeksionis Anda sudah berlebihan dan menghambat kesuksesan hidup Anda, seperti dilansir dari Bright Side, Jumat (24/9/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


1. Bersikeras agar semuanya tampak sempurna

Ilustrasi Perfeksionis Credit: freepik.com

Ketika kita berusaha sekuat apapun untuk tidak khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain, terkadang kita tetap menyadari dan memikirkan penilaian orang lain tentang diri kita.

Bagi seseorang yang menunjukkan perfeksionis yang toxic, mereka akan melakukan apapun semaksimal mungkin untuk mendapatkan penilaian yang baik. 

Mereka ingin orang lain di sekitarnya melihat bahwa mereka adalah sosok yang sempurna. Meskipun mereka sedang merasa kesulitan atau berada dalam suatu masalah, mereka akan berusaha agar membuat dirinya terlihat indah dan sempurna. 


2. Tidak mau mengakui kesalahan

Ilustrasi Business Woman Credit: pexels.com/Kaboompics

Untuk mencapai kesuksesan, tentunya kita harus belajar dari kesalahan kita. Melakukan kesalahan adalah hal yang wajar dan kita harus bisa menerima dan belajar dari kesalahan tersebut. Ketika ada suatu masalah, biasanya kita melihatnya sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri agar lebih baik. 

Namun, seseorang dengan sikap perfeksionis yang ekstrim sangat takut membuat kesalahan. Jika mereka melakukan kesalahan itu, mereka tidak akan menerima dan memaafkan diri mereka sendiri.

Mereka cenderung akan mengkritik diri mereka sendiri akan kesalahannya. Hal ini akan membuat mereka stres dan menyebabkan mereka merasa tidak mampu.


3. Tidak mau menerima kritik

Ilustrasi Perasaan Kesal Credit: pexels.com/Elijah

Jika seorang perfeksionis yang toxic mendapatkan kritik atau saran dari rekan kerjanya, biasanya mereka tidak menerima dan akan menyerang balik, meskipun saran tersebut adalah saran yang membangun. 

Mereka akan menyaring komentar orang lain pada mereka dan hanya menerima pujian yang positif yang dapat membangun mereka. Jika mereka mendapat banyak komentar negatif, mereka akan merasa diserang yang menyebabkan dirinya menjadi defensif. 


4. Senang menjatuhkan orang lain

Ilustrasi Percaya Diri, Photo By Kamaran Aydinof on Freepik

Tentunya setiap individu mampu mengkritik orang lain. Tetapi seseorang yang perfeksionis ekstrim senang menjatuhkan orang lain, namun membuatkan terlihat seakan-akan mereka mengkritiknya. 

Dengan melakukan hal ini, akan membuat dirinya merasa lebih baik dan mengangkat diri mereka sendiri. Menjatuhkan orang lain menyebabkan rekan kerja dan teman-temannya menghindar untuk berada di dekat mereka. 


5. Kurang realistis

Ilustrasi Mencari Pekerjaan Credit: pexels.com/energepic

Seseorang yang memiliki sikap perfeksionis yang toxic biasa mendefinisikan kata sempurna berdasarkan penilaian orang lain. Definisi sempurna mereka ditentukan oleh apa yang orang lain anggap sempurna. 

Fokus mereka pada perkataan orang lain terhadap pekerjaan mereka, proyek yang dilakukan, atau tujuan mereka dari pada usaha itu sendiri. Selain itu, mereka memiliki harapan yang tinggi namun kurang realistis untuk mendapatkan penilaian yang positif dari orang lain. 

 

Penulis:

Stephanie

Universitas Multimedia Nusantara

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya