Liputan6.com, Canberra - KBRI Canberra ikut terlibat dalam International Summer Course dengan tema "The 5th Sustainable Agrifood Management in Indonesia" yang diikuti peserta internasional, bertepatan dengan Hari Tani Nasional. Kegiatan yang digelar Institut Pertanian Bogor (IPB) ini diharapkan menginspirasi generasi muda untuk mendukung pertanian dengan smart farming.
Teknologi menjadi unsur penting agar bisa mengembangkan smart farming. Di sinilah peran generasi muda agar memberikan dukungan pada petani di desa-desa agar bisa mengakses teknologi demi pertanian yang lebih maju.
Advertisement
"Petani yang akrab dengan teknologi akan dapat meningkatkan produktifitasnya dan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas," ujar atase pendidikan dan kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, dalam pernyataan resminya, dikutip Jumat (24/9/2021).
Najib hadir untuk memberikan kuliah umum secara virtual di acara tersebut, yang bertepatan dengan Hari Tani Nasional. Selain aktif di kedutaan, ia juga merupakan dosen di IPB.
"Ujungnya, penggunaan teknologi modern seperti teknologi digital akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri. Hal ini akan menjadikan sektor pertanian lebih menarik bagi generasi muda yang umumnya sudah terpapar teknologi," jelas Najib.
International Summer Course yang diselenggarakan oleh Departemen Manajemen IPB University ini berlangsung selama 10 hari dan diikuti oleh mahasiswa dari 15 negara seperti Germany, China, Malaysia, Philippines, India, Nepal, Thailand dengan total peserta sebanyak 90 orang.
Pembicara dalam Summer Course ini juga berasal dari berbagai negara antara lain dari Australia, Belanda, Swiss, Singapore, India, Malaysia, Austria dan Indonesia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Start-up Pertanian
Najib menilai era digitalisasi dalam dunia pertanian di negara berkembang seperti di Indonesia baru saja dimulai. Meski masih sangat terbatas pada sistem pemasaran, digitalisasi mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi generasi muda.
Start-up di bidang pertanian juga makin ramai, seperti iGrow, 8Villages, TaniHub dan lain-lain. Najib mengatakan bahwa para mahasiswa yang mengikuti Summer Course ini merupakan mahasiswa yang potensial dari negaranya masing-masing dan dapat menjadi pelopor dari digitalisasi pertanian di negerinya.
"Mereka adalah calon-calon agen perubahan di negaranya masing-masing. Saya berharap mereka dapat membantu akselerasi digitalisasi pertanian di tempatnya masing-masing. Sangat baik sekali jika mereka bisa menjadi pelopor dalam proses transformasi digital di dunia pertanian, sehingga pertanian lebih maju dan mensejahterakan," ujar Najib.
International Summer Course yang diselenggarakan oleh IPB merupakan bagian dari implementasi program merdeka belajar dan kampus merdeka. Para peserta akan mendapatkan kredit yang dapat disetarakan oleh kampusnya masing-masing.
Ketua Departemen Manajemen IPB, Wita Juwita, kegiatan ini sudah berlangsung selama lima tahun dan sangat diminati oleh mahasiswa internasional. Hal ini terbukti dari meningkatnya jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun.
"Kegiatan International Summer Course ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa dari berbagai negara untuk bisa belajar bersama, bertukar pengetahuan dan pengalaman, sehingga masing-masing bisa belajar dari negara lain," jelas Wita.
Advertisement