Liputan6.com, Jakarta Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko mengingatkan, risiko penyebaran COVID-19 semakin meningkat seiring dengan tingginya mobilitas. Kewaspadaan dan kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan tidak boleh mengendur.
"Belajar dari sebelumnya, beberapa kali lonjakan kasus COVID-19 di Tanah Air terjadi setelah melewati libur panjang yang mengakibatkan mobilitas dan kerumunan orang meningkat,” ujar Tri Yunis melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Jumat (24/9/2021).
Baca Juga
Advertisement
Peningkatan mobilitas di tengah pelonggaran aktivitas dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bisa mengarah pada potensi lonjakan gelombang ketiga COVID-19 di Indonesia.
Apalagi Indonesia akan menghadapi hari libur keagamaan serta mendekati libur akhir tahun. Momen hari libu ini dapat membuat mobilitas masyarakat kian tinggi.
Menurut Tri Yunis, ancaman gelombang ketiga COVID-19 juga semakin besar jika capaian vaksinasi tidak sampai 50 persen pada Desember 2021.
"Prediksi Desember 2021-Januari 2022 itu kemungkinan puncak ketiganya (gelombang COVID-19)," jelasnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
COVID-19 Turun, Jangan Lengah dan Abai
Berdasarkan pantauan Kementerian Kesehatan RI, tingkat mobilitas masyarakat saat ini sudah jauh meningkat dibandingkan masa PPKM Darurat pada Juli atau masa PPKM Level 4 pada awal Agustus 2021.
Mobilitas di hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan. Bahkan tingkat mobilitas di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sudah melampaui level sebelum pandemi.
Oleh karena itu, Tri Yunis Miko meminta kepada masyarakat untuk tetap patuhi protokol kesehatan.
"Jangan sampai kondisi yang sudah membaik dan jumlah kasus yang menurun, justru membuat lengah dan abai," pesannya.
"Jika hal ini dilupakan, maka risiko peningkatan kasus akan menjadi kenyataan. Pandemi belum usai, potensi lonjakan kasus masih bisa terjadi. Karenanya tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan."
Advertisement