Hoaks Terkini Seputar Covid-19, Simak Faktanya

Berikut hoaks terkini seputar Covid-19

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Sep 2021, 19:00 WIB
Banner Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta- Informasi seputar Covid-19 memang menarik untuk diikuti. Namun sebaiknya kita tidak mudah percaya sebelum memastikan kebenarannya, sebab hoaks tentang penyakit yang diakibatkan oleh virus SARS-CoV-2 tersebut sama berbahayanya.

Cek Fakta Liputan6.com telah menelusuri informasi seputar Covid-19, hasilnya sebagian informasi terbukti hoaks.

Berikut hoaks terkini seputar Covid-19:

 1. Usai Vaksin Covid-19 Tukul Arwana Alami Pendarahan Otak

 Kabar tentang artis Tukul Arwana yang mengalami pendarahan otak usai divaksin Covid-19 beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 23 September 2021.

Akun Facebook tersebut mengunggah foto Tukul Arwana yang tengah disuntik vaksin Covid-19 dan gambar pemberitaan Tukul dilarikan ke rumah sakit akibat pendarahan otak.

Akun Facebook tersebut kemudian mengaitkan penyebab pendarahan otak Tukul usai divaksin Covid-19.

"4 hari setelah vaksin , Tukul pendarahan otak .

Joint channel telegram:http://t.me/sahabatoposisi

#sahabatoposisi," tulis akun Facebook tersebut.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 3 kali dibagikan dan mendapat 9 komentar warganet.

Benarkah Tukul Arwana mengalami pendarahan otak setelah divaksin Covid-19? Simak penelusurannya di sini.

 

2. Vaksin Covid-19 Berbahaya Akibat Fenomena ADE

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan video terkait potensi bahaya antibody-dependend enhacement (ADE) pada vaksin covid-19. Video itu disebarkan sejak beberapa waktu lalu.

Dalam video yang beredar terdapat penjelasan dari Chairil Anwar Nidom. Dia menyebut vaksin akan semakin ganas menyerang tubuh manusia setelah terkena antibodi, hal ini karena terdapat potensi ADE.

Dalam video juga terdapat narasi "Gimana nasib saudara kami yg udah divaksinasi? ternyata vaksinasi berisiko tinggi"

Lalu benarkah video yang menyebut vaksin covid-19 berbahaya karena adanya potensi ADE? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com di sini.

 

3. Vaksin Tak Menjadi Syarat Penerbangan Internasional 

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim syarat vaksin tidak ada dalam penerbangan internasional. Klaim tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 September 2021.

Unggahan klaim syarat vaksin tidak ada dalam penerbangan internasional tersebut berupa tulisan sebagai berikut:

"Ternyata tidak ada syarat vaksin dalam penerbangan internasional."

Benarkah klaim syarat vaksin tidak ada dalam penerbangan internasional? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

4. Bill Gates Serukan Penarikan Vaksin Covid-19 karena Berbahaya 

Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan posting-an terkait Bill Gates yang menyerukan penarikan seluruh vaksin covid-19 karena berbahaya. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu yang mengunggahnya terdapat di Facebook. Selain itu beredar juga di Whatsapp dengan narasi sebagai berikut:

"SATIRE – Bill Gates menyerukan penarikan semua Vaksin Covid-19; “Vaksin jauh lebih berbahaya daripada yang dibayangkan siapa pun”

OLEH EKSPOSE HARIAN PADA 29 AGUSTUS 2021 •

https://dailyexpose.co.uk/2021/08/29/bill-gates-calls-for-the-withdrawal-of-all-covid-19-vaccines/

Dalam pengumuman yang mengejutkan, Bill Gates, miliarder pendiri Microsoft dan kekuatan utama di balik vaksin COVID-19, menyerukan agar semua vaksin berbasis genetik COVID-19 segera dikeluarkan dari pasar.

Dalam pidato televisi 19 menit yang sering menyedihkan, Gates berkata: “Kami membuat kesalahan besar. Kami ingin melindungi orang dari virus berbahaya. Tapi ternyata virusnya jauh lebih berbahaya dari yang kita duga. Dan vaksinnya jauh lebih berbahaya daripada yang dibayangkan siapa pun.” Oleh W. Gelles

“Vaksin ini—Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson, AstraZeneca—mereka membunuh orang di kiri dan kanan—dan mereka melukai beberapa orang dengan sangat parah,” lanjut Gates, sesekali melambaikan tangannya ke udara untuk efek dramatis.

“Data pemerintah sendiri menunjukkan kepada kita inilah yang terjadi. Sistem pelaporan CDC menunjukkan, apa?… sekitar 13.000 kematian sejauh ini di AS dan lebih dari setengah juta efek samping. Yah, kita semua tahu sistem pelaporan itu palsu. “Kami tahu bahwa VAERS [Centers for Disease Control and Prevention's Vaccine Adverse Event Reporting System] hanya menangkap sekitar satu persen dari apa yang terjadi. Jadi kita berbicara tentang lebih dari satu juta kematian akibat vaksin Covid ini, dan lebih dari 60 juta orang dengan efek samping yang buruk.”

“Ini bukan yang kami inginkan. Ini tidak dapat diterima,” tegas Gates.

Saham Wall Street dari semua perusahaan vaksin Covid utama anjlok 20% hingga 30% ketika Gates mengumumkan bahwa ia bergabung dengan Petisi Warga mendesak yang diajukan oleh organisasi Pertahanan Kesehatan Anak Robert F. Kennedy Jr. yang menyerukan kepada US Food and Drug Administration untuk segera menarik semua vaksin COVID dari pasaran.

Gates melanjutkan: “Terlalu banyak orang yang menggunakan vaksin ini mati… satu hari, dua hari, lima hari setelah mendapatkan suntikan. Orang lain menderita kelumpuhan, kebutaan, kejang-kejang, serangan jantung, keruntuhan sistem kekebalan, pembekuan darah, radang otak, kerusakan paru-paru atau ginjal, keguguran, penyakit autoimun, kegagalan sistem banyak organ, kelelahan permanen yang mendalam, dan banyak masalah mengerikan lainnya. “Tentu saja, Juru Bicara Media kami—maksud saya media berita arus utama, menganggap semua tragedi ini sebagai ‘kebetulan saja.'”

“Alasan mereka mengatakan itu,” Gates menjelaskan, “adalah karena apa yang saya lakukan di Event 201, Simulasi Pandemi Coronavirus yang diadakan di New York pada Oktober 2019 hanya beberapa minggu sebelum kami mengumumkan pandemi yang sebenarnya. Saya meminta semua surat kabar utama, saluran TV, dan stasiun radio untuk setuju dengan Narasi Resmi—'vaksin aman dan efektif'—dan menyensor siapa pun yang mempertanyakan baris BS ini.

“Jadi publik tidak pernah mendengar bukti dari ratusan dokter dan peneliti medis terkemuka yang memperingatkan bahwa vaksin itu berbahaya dan seringkali mematikan.” “Itu adalah kesalahan besar di pihak saya,” Gates mempertahankan, tampak lelah dan terkadang berlinang air mata. “Seharusnya kita tidak pernah melakukan itu. Orang-orang memiliki hak untuk mendapat informasi yang baik, untuk mendapatkan semua fakta sehingga mereka dapat membuat keputusan yang rasional.”

Mengubah topik seolah-olah untuk mendapatkan simpati, Mr. Gates menceritakan: “Saya telah melalui masa-masa sulit dan melakukan banyak pencarian jiwa sejak Melinda mencampakkan saya. Perceraian ini telah menyebabkan saya memperhatikan diri saya sendiri dengan baik. Saya tidak ingin dikenang sebagai monster yang membunuh jutaan orang melalui vaksin mematikan. Aku bukan monster. Saya bukan pembunuh massal. Saya tidak ingin dikenang sebagai pembunuh massal oleh keluarga, teman, dan perusahaan saya.

“Beberapa orang menyebut saya sosiopat atau bahkan psikopat karena skema visioner saya untuk membantu umat manusia—seperti mengurangi pemanasan global dengan menyemprotkan debu ke atmosfer bagian atas, atau melepaskan jutaan nyamuk yang dimodifikasi secara genetik untuk memerangi demam berdarah dan virus Zika.”

Lalu benarkah postingan yang menyebut Bill Gates menyerukan penghentian vaksin covid-19 karena berbahaya? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya