Liputan6.com, Garut - Muhammad Gibran Arrasyid (14), pendaki remaja asal Pangatikan, Garut, Jawa Barat menceritakan pengalaman mengejutkan selama dia hilang di Gunung Guntur, Garut. Pengakuannya membuat bulu kuduk merinding.
Remaja ini hilang misterius sejak Minggu (19/9/2021) dan baru ditemukan nyaris sepekan setelahnya, Jumat petang (24/9/2021).
“Seperti siang saja semuanya, tidak ada yang menemani,” ujar dia, saat ditemui di Puskesmas Tarogong, Jumat (24/9/2021) malam.
Menurutnya, kejadian ‘disembunyikan’ saat istirahat di Pos 3 Gunung Guntur itu berlangsung begitu cepat. Saat seluruh anggota rombongan tengah melanjutkan misi mencapai puncak Gunung Guntur.
“Abdi nuju bobo di tenda pos 3, ari pas gugah tos di curug (Saya sedang tidur di tenda pos 3, tetapi pas bangun sudah di air terjun),”ucap dia, menceritakan awal mula saat mengalami keganjilan.
Baca Juga
Advertisement
Saat ia terbangun di dekat Curug Cikoneng, ia mengaku didatangi tiga orang menanyakan kondisinya, termasuk memberikan nasi. Sejurus kemudian dengan cepat, ketiganya menghilang begitu saja.
“Dia mengajak saya ke rumahnya, namun saat diikuti hilang hingga saya terjatuh,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Perjalanan Gaib
Gibran mengaku, selama dalam pejalanan ‘gaib’ tersebut, ia mengaku seluruh hari yang dijalani dalam keadaan siang, tanpa mendapati kondisi malam hari.
“Seperti siang saja, perasaan hanya beberapa jam saja, total ada lima orang yang saya lihat, mereka nganter nasi,” kata dia.
Gibran mengakui, selama enam hari hilang misterius tersebut, banyak peristiwa yang dilalui namun dalam tempo waktu yang cukup singkat.
“Pikiran seperti kosong saja, tidak ingat apa-apa, di curug itu saya melihat ada biawak, ada juga buaya, termasuk monyet tapi tidak mengganggu,” kata dia.
Bahkan dalam pertemuan terakhir sebelum ditemukan petugas tim gabungan pencarian sore tadi, pendaki remaja itu mengaku didatangi lima orang dengan kondisi yang berbeda-beda.
“Hanya lewat saja ada yang nangis, ada yang tersenyum, tetapi hanya selintas saja, mereka ada yang menggunakan pakaian putih, ada juga merah, tapi saya sama sekali tidak takut,” papar dia sambil mengingat kembali kejadian yang telah dilaluinya.
Advertisement