Liputan6.com, Jakarta - Microfinance saat ini masih diyakini sebagai salah satu metode paling efektif untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Dalam skema perekonomian di Tanah Air, sekitar 90 persen unit usaha merupakan usaha mikro. Untuk mengembangkan kapasitas dan kemampuan bisnisnya, para pelaku usaha kecil ini perlu diberi suntikan modal, salah satunya lewat pemberian pinjaman usaha mikro.
Tambahan modal ini akan berimbas positif terhadap laju bisnis UMKM. Roda perekonomian yang aktif akan menciptakan semacam multiplier effect yang secara tidak langsung berperan dalam memajukan pertumbuhan ekonomi nasional. Situasi tersebut membuat karya inovatif kembali ditunjukkan oleh Nicholas Jason Asali siswa kelas 12 National High Jakarta School (NHJS) Jakarta,.
Baca Juga
Advertisement
Ia menciptakan platform social microfinance harapanku.org yang memberikan akses pendanaan mikro untuk para individu dan pemilik usaha kecil yang tidak memiliki akses ke perbankan konvensional dan layanan terkait yang sedang membutuhkan akses permodalan.
Platform ini ditujukan kepada masyarakat yang membutuhkan akses permodalan untuk mengembangkan usahanya secara aman, tidak hanya menyalurkan modal usaha dari investor kepada para pengusaha mikro, harapanku.org juga memberikan pendampingan dan edukasi tentang dasar pengelolaan keuangan dalam menjalankan usaha mereka.
Dengan begitu mereka dapat memaksimalkan pinjaman modal yang telah diberikan. Selain microlending platform ini juga dapat menampung donasi dari masyarakat yang akan disalurkan kepada mitra-mitra yang membutuhkan seperti yayasan, rumah yatim piatu dan lain sebagainya.
Menurut Jason Asali, selaku Founder harapanku.org., gagasan ini diawali ketika dirinya tumbuh dewasa, dan sangat tertarik dengan pembicaraan Profesor Esther Duflo dari M.I.T di Ted Talk (2010) yang berjudul : “ Social Experiments to Fight Poverty”.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jadi Penghubung
“Ini sangat membuka mata saya dan saya mulai memahami bahwa memberikan uang bukan merupakan solusi untuk mengangkat kemiskinan, orang akan kurang menghargai barang yang diterima secara gratis,” jelas Jason. Hal ini telah dibuktikan melalui beberapa penelitian yang dilakukan di beberapa negara yang kurang berkembang.
“Tinggal di Indonesia sedari kecil, saya menyadari adanya perbedaan penghasilan (income gap) yang lebar dalam masyarakat. Duflo, yang mendapatkan hadiah Nobel di bidang Ekonomi tahun 2019 untuk penelitiannya dalam pemberantasan kemiskinan juga sangat menginspirasi saya untuk menciptakan platform ini,” lanjutnya.
Jason yang masih berumur 16 tahun ini mengatakan, sejak awal berdirinya harapanku.org ia berkomitmen untuk menghubungkan para pengusaha mikro yang tidak 'bankable', dengan para investor yang ingin menambah aset investasi di sektor yang lebih menguntungkan.
Usaha tersebut tentunya bernilai sosial dan harapannya dengan adanya platform ini, dapat meningkatkan kesejahteraan yang lebih merata untuk semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali.
Advertisement