Hadapi Libur Natal Tahun Baru, Ancaman Lonjakan COVID-19 Gelombang Ketiga Kian Tinggi

Libur Nataru bisa picu lonjakan COVID-19 ketiga, ini kata epidemiolog.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Sep 2021, 09:08 WIB
Penumpang kereta api Dharmawangsa Surabaya Pasarturi–Pasar Senen tiba di stasiun Senen, Jakarta, Minggu (3/01/2021). PT KAI Daop 1 memperkirakan sekitar 15.000 - 16.000 lebih penumpang KA Jarak Jauh turun di area Daop 1 Jakarta dari wilayah Jabar, Jateng dan Jatim. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko mengingatkan bahwa risiko penyebaran COVID-19 semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya mobilitas dan kerumunan masyarakat.

“Belajar dari sebelumnya, beberapa kali lonjakan kasus COVID-19 di Tanah Air terjadi setelah melewati libur panjang yang mengakibatkan mobilitas dan kerumunan orang meningkat,” ujar Tri Yunis mengutip keterangan pers, Sabtu (25/9/2021).

Tri Yunis menambahkan, Indonesia akan menghadapi libur Natal serta tahun baru (Nataru) yang akan membuat mobilitas masyarakat kian tinggi.

Ancaman gelombang ketiga COVID-19 juga semakin besar jika capaian vaksinasi tidak sampai 50 persen pada Desember 2021.

"Prediksi Desember-Januari itu kemungkinan puncak ketiganya," kata Tri Yunis.


Jika Capaian Vaksinasi 50 Persen

Menurut Tri Yunis, kalaupun capaian vaksinasi bisa sampai 50 persen, lonjakan kasus masih bisa tetap terjadi jika mobilitas masyarakat tidak dibatasi di periode libur panjang akhir tahun ini.

Dalam skenario ini, lonjakan kasus diperkirakan akan terjadi selambat-lambatnya pada Maret 2022.

Tri Yunis juga mengingatkan, puncak kasus juga bisa terjadi jika penelusuran kontak lambat dan pengawasan saat pasien COVID-19 isolasi mandiri lemah.

"Jadi ya memang bakal mengalami puncak lagi, kalau 3T lemah," ujarnya.


Imbauan Tri Yunis

Oleh karena itu, Tri Yunis meminta kepada masyarakat untuk tetap patuhi protokol kesehatan.

“Jangan sampai kondisi yang sudah membaik dan jumlah kasus yang menurun, justru membuat lengah dan abai. Jika hal ini dilupakan, maka risiko peningkatan kasus akan menjadi kenyataan.”

Kewaspadaan dan kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan juga tidak boleh mengendur agar risiko itu dapat dihindari.

Berdasarkan pantauan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tingkat mobilitas masyarakat saat ini sudah jauh meningkat dibandingkan masa PPKM Darurat pada Juli atau masa PPKM level 4 pada awal Agustus.

Mobilitas di hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan. Bahkan tingkat mobilitas di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sudah melampaui level sebelum pandemi.

"Pandemi belum usai, potensi lonjakan kasus masih bisa terjadi. Karenanya tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan," pungkasnya.

 


Infografis Berisiko Penularan COVID-19, Hindari 3 Kondisi Tempat Ini

Infografis Berisiko Penularan Covid-19, Hindari 3 Kondisi Tempat Ini. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya