AS Akan Sumbang 800 Ribu Vaksin COVID-19 Tambahan untuk Indonesia Via COVAX

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan bahwa Indonesia akan kembali menerima sumbangan vaksin COVID-19 dari Amerika Serikat dalam waktu dekat.

oleh Hariz Barak diperbarui 25 Sep 2021, 13:01 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi I DPR RI, Jakarta, Selasa (26/1/2021). Rapat tersebut membahas perkembangan diplomasi vaksin COVID-19 guna program vaksinasi nasional. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengungkapkan bahwa Indonesia akan kembali menerima sumbangan vaksin COVID-19 dari Amerika Serikat dalam waktu dekat.

Total 800.000 vaksin COVID-19 tersebut akan disumbangkan oleh Negeri Paman Sam ke RI melalui inisiatif pemerataan distribusi vaksin global COVAX Facility.

Retno, selepas mengadakan pertemuan dengan US Under Secretary for Political Affairs Victoria Nulan, menjelaskan bahwa "AS kembali menyampaikan keputusan untuk memberikan tambahan vaksin kepada Indonesia melalui COVAX Facility sebesar kurang lebih 800.000 dosis."

"Jadi sekali lagi, ada komitmen baru menambah vaksin 800.000 dosis melalui Covax Facility dan dalam waktu dekat akan tiba di Indonesia," jelas Retno saat memberikan keterangan pers pada Sabtu, 25 September 2021.

Sebelumnya, Indonesia telah menerima 12,665,060 dosis vaksin dari Amerika Serikat.

Indonesia juga telah menerima bantuan dose-sharing vaksin COVID-19 dari Belanda, Jepang, dan Prancis.


Kondisi COVID-19 Membaik, Menlu Retno Minta Dunia Cabut Redlist Indonesia

Indonesia menerima vaksin Pfizer dari AS yang merupakan kedatangan tahap ke 69 pada Minggu, 19 September 2021 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. (Dok Amiriyandi/InfoPublik/Kementerian Komunikasi dan Informatika RI)

Dalam sejumlah pertemuan bilateral dan multilateral yang dilaksanakan oleh Menlu Retno pada pekan ini, mantan Dubes RI untuk Belanda itu terus menyampaikan bahwa situasi COVID-19 di Indonesia sudah semakin membaik menyusul berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah.

Upaya itu meliputi percepatan vaksinasi maupun aturan-aturan yang lainnya terkait dengan protokol kesehatan.

Retno juga menjelaskan kepada dunia bahwa positivity rate di Indonesia saat ini rata-rata di bawah 2%, di bawah standar WHO sebesar 5%, di mana sebelumnya sempat mencapai titik 31%.

Menyusul perbaikan kondisi tersebut, Menlu meminta agar sejumlah negara mulai mempertimbangkan untuk mengubah penerapan status redlist pada Indonesia.

"Secara khusus, terhadap beberapa negara yang masih menerapkan redlist, saya minta agar situasi di Indonesia saat ini dapat dipertimbangkan untuk mengubah status redlist tersebut. Satu contoh, Prancis sudah mengeluarkan Indonesia dari redlist," jelas Retno.

Retno juga menyerukan keprihatinan keprihatinan terhadap ketimpangan, diskriminasi dan politisasi vaksin COVID-19, serta mendesak agar hal-hal tersebut dapat segera dihentikan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya