Liputan6.com, Jakarta - Beredar video antrean penumpang pesawat karena validasi manual NIK oleh petugas Bandara Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Salah satu penumpang menyebut jika validasi manual oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kementerian Kesehatan dilakukan agar penumpang bisa dinyatakan layak terbang. Padahal sejauh ini, sudah ada aplikasi PeduliLindungi yang dijadikan syarat perjalanan agar masyarakat bisa bepergian, termasuk dengan pesawat terbang.
Advertisement
Dalam video yang beredar tersebut menunjukkan kerumunan orang-orang di bandara yang tampak mengantre cukup panjang.
Ada yang mengeluhkan bahwa meski sudah memberikan hasil validasi di aplikasi PeduliLindungi, petugas di bandara tetap meminta NIK penumpang untuk dimasukan ke aplikasi yg di ada di komputer petugas KKP.
Menanggapi hal ini, Corporate Communication Senior Manager Angkasa Pura I Gede Eka Sandi Asmadi menyatakan pihaknya belum menerima laporan terkait hal tersebut. Namun demikian, pihak Angkasa Pura I akan melakukan pengecekan terkait hal ini.
"Sementara belum ada saya monitor ya mengenai keluhan diatas," kata dia kepada Liputan6.com, Sabtu (25/9/2021).
Sementara itu, juru bicara sekaligus VP Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Handy Heryudhitiawan, mengungkapkan bahwa memang sempat terjadi antrean calon penumpang serupa pada 8 September 2021 lalu di Bandara Adi Soemarmo. Namun pihaknya membantah jika terjadi penumpukan penumpang.
"Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, yaitu terdapat masalah/gangguan pada sistem microsite aplikasi Peduli Lindungi (sistem down) untuk membaca QR Code pada ponsel calon penumpang sehingga perlu dilakukan input data NIK secara manual dengan waktu proses maksimal 45 detik per calon penumpang," kata Handy kepada Liputan6.com, Sabtu (25/9/2021).
Handy menjelaskan, bahwa Rabu pagi pada 8 September 2021, terdapat tiga penerbangan dengan jadwal keberangkatan yang cukup berdekatan yaitu pukul 08.00 WIB, 08.10 WIB, dan 08.45 WIB.
"Sehingga banyak calon penumpang datang dan melakukan pemeriksaan validasi dokumen syarat terbang pada waktu yang hampir bersamaan," terangnya.
"Walaupun terdapat antrean, namun tidak ada delay keberangkatan karena proses validasi dokumen dan proses boarding calon penumpang relatif tepat waktu, walau prosesnya agak lebih lambat," tambah Handy.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Upaya Antisipasi
Untuk mengantisipasi terjadinya hal serupa, Handy mengatakan, pengelola Bandara Adi Soemarmo telah melakukan rekayasa antrean dan flow penumpang bekerja sama dengan Tim Satgas Covid-19 Lanud Adi Soemarmo.
"Dengan rekayasa flow penumpang ini, maka potensi penumpukkan ketika penumpang dalam jumlah banyak datang bersamaan dapat dihindari," katanya.
Selain itu, disebukan juga bahwa Bandara Adi Soemarmo Solo juga telah melakukan penambahan 1 konter pemeriksaan aplikasi Peduli Lindungi yang dilengkapi dengan PC dan Scanner pada di mana awalnya hanya terdapat dua konter sehingga sekarang menjadi tiga konter pemeriksaan.
"Sebagai informasi, proses validasi dokumen syarat terbang melalui aplikasi Peduli Lindungi dilakukan oleh tim dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kementerian Kesehatan," demikian keterangan tertulis dari PT Angkasa Pura I.
Advertisement