The Suicide Squad: Penyempurnaan dari Versi 2016, Tetap Punya Hati Meski Brutal dan Ugal-ugalan

The Suicide Squad karya James Gunn ini tak layak dikonsumsi semua umur. Namun, ia penyempurnaan dari versi 2016 yang meraih Piala Oscar.

oleh Wayan Diananto diperbarui 26 Sep 2021, 11:30 WIB
The Suicide Squad karya James Gunn ini tak layak dikonsumsi semua umur. Namun, ia penyempurnaan dari versi 2016 yang meraih Piala Oscar. (Foto: Dok. DC Films/ Warner Bros. Pictures/ IMDb)

Liputan6.com, Jakarta Petugas intelijen Amanda Waller (Viola Davis) mengutus Satuan Tugas X yang dipimpin Kolonel Rick Flag (Joel Kinnaman). Satgas X alias Tim Suicide Squad ini diperkuat Harley Quinn (Margot Robbie), TDK (Nathan Willion), Kapten Bumerang (Jai Courtney), Mongal (Mayling Ng), dan lain-lain.

Mereka diutus ke kawasan Corto Maltese yang tengah memanas suhu politiknya. Satgas X diminta menghancurkan laboratorium Jotunheim yang diyakini melakukan eksperimen rahasia bernama Project Starfish.

Baru mendarat ke Corto Maltese, Satgas X dibombardir senjata api dan bahan peledak. Hanya Harley Quinn yang selamat lalu ditahan Presiden Silvio Luna (Juan Diego Botto) dan Mayor Jenderal Mateo Suarez (Joaquin Cosio).

  

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Satuan Tugas X Jilid 2

John Cena sebagai Peacemaker. (Foto: Dok. DC Films/ Warner Bros. Pictures/ IMDb)

Tak mau menyerah, Amanda mengirim Satuan Tugas X jilid 2 yang diperkuat Bloodsport (Idris Elba), Peacemaker (John Cena), King Shark (Sylvester Stallone), Polka-Dot Man (David Dastmalchian), dan Ratcatcher 2 (Daniela Melchior).

Misi ini dimulai dengan mencari sosok yang tahu betul soal proyek Starfish. Tercetus satu nama, yakni The Thinker (Peter Capaldi).

Dari adegan pembukanya saja kita tahu The Suicide Squad bukan untuk 13 tahun ke atas apalagi semua umur. Penuh darah, brutal, dan makin ke tengah film, selera humor yang berkelebatan dalam interaksi antartokoh cenderung sarkasme.


Visi Kuat dan Seni

Para narapidana direkrut menjadi Satuan Satgas X dalam The Suicide Squad. Kali ini dipimpin Bloodspot. (Foto: Dok. DC Films/ Warner Bros. Pictures/ IMDb)

Ini karena tokoh utamanya para narapidana beragam kasus dari mengemudi sambil mabuk hingga kejahatan tingkat tinggi. Jadi tak ada alasan untuk bersopan santun. Ugal-ugalan adalah nama tengah mereka.

Menit-menit awal memperlihatkan betapa James Gunn punya visi kuat dengan sejumlah cara nyeni untuk memperkuat identitas film ini. Alurnya tanpa basa-basi. Perpindahan ruang dan waktu ditandai dengan pemanfaatan sejumlah properti serta efek visual yang informatif.

Sebagian besar tokoh film ini sudah familier bagi penonton, namun di tangan James Gunn motivasi mereka menjadi lebih kuat. Di tengah ugal-ugalan dan aksi yang bikin tepuk jidat, masih ada satu kesamaan di antara para personel Satgas X, yakni hati.


Cara Jadul

Para narapidana direkrut menjadi Satuan Satgas X dalam The Suicide Squad. (Foto: Dok. DC Films/ Warner Bros. Pictures/ IMDb)

Untuk yang satu ini, James Gunn menempuh cara jadul yakni memberi latar cukup detail kepada para tokoh dengan metode berbeda. Penokohan Ratcatcher 2 menjadi lebih utuh lewat kilas balik.

Bloodsport tak lagi sebatang kara setelah ribut besar dengan anaknya. Polkadot Man menjelaskan diri lewat percakapan lisan dan kehadiran tokoh kunci yang membuat penonton paham. Keragaman keterangan ini membuat penonton makin sayang dan jauh dari bosan.

Menarik, melihat James Gunn telaten menghidupkan cerita dengan konflik tingkat dunia, lalu membenturkan para jagoan lewat gesekan watak serta munculnya matahari kembar: Peacemaker dan Bloodspot.


Level yang Lebih Gila

Idris Elba sebagai Bloodspot dalam The Suicide Squad. (Foto: Dok. DC Films/ Warner Bros. Pictures/ IMDb)

Walhasil, The Suicide Squad tak mengizinkan kita untuk meleng barang beberapa detik. Film ini jadi makin gaya berkat kinerja sinematografer Henry Braham. Baku tembak jadi terasa hidup, efek perang tampak nyata.

Plus penyajian adu pukul dengan memanfaatkan pantulan besi penutup kepala tanpa mengurangi sensasi deg-degan. The Suicide Squad membawa para pasukan bunuh diri ke level yang lebih gila.

James Gunn menyempurnakan Suicide Squad (2016) yang panen kecaman penonton dan para kritikus. Setelah meninggalkan bioskop, ada sejumlah catatan penting terkait The Suicide Squad.


Kemenangan yang Sejati

Viola Davis sebagai Amanda Waller dalam The Suicide Squad. (Foto: DC Films/ Warner Bros. Pictures/ IMDb)

Pertama, para penjahat yang jadi lakon dalam kisah ini berkembang sesuai pakem from zero to hero dengan cara unik. Definisi kemenangan versi James Gunn tak sekadar memberi happy ending di ujung kisah.

Kemenangan yang sejati adalah mengalahkan kelemahan diri seperti mengatasi fobia, menjadikan dendam sebagai senjata menyelamatkan umat, dan masih banyak lagi.


Margot dan Harley Quinn

Salah satu adegan film The Suicide Squad. (Foto: DC Films/ Warner Bros. Pictures/ IMDb)

Kedua, The Suicide Squad merefleksikan kejelian dalam memilih pemain. Bloodspot di tangan Idris Elba lebih bertenaga. David Dastmalchian sebagai manusia polkadot tampak konyol, mengundang simpati namun di saat bersamaan ia tipe “kalau lo kasih gue kesempatan, gue bisa.”

Terakhir namun tak kalah penting, siapa pun yang memilih Margot Robbie sebagai Harley Quinn adalah jenius. Dan siapa pun yang kelak dipercaya menggantikan Margot Robbie sebagai kekasih Joker menyangga beban mahaberat. Anda tahu betul artinya ini. Good luck.

 

 

Pemain: Margot Robbie, Idris Elba, John Cena, Joel Kinnaman, Sylvester Stallone, Viola Davis, David Dastmalchian, Daniela Melchior, Peter Capaldi

Produser: Charles Roven, Peter Safran

Sutradara: James Gunn

Penulis: James Gunn

Produksi: DC Films, Warner Bros. Pictures

Durasi: 2 jam, 12 menit

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya