Liputan6.com, Jakarta - Diabetes dikenal juga oleh masyarakat sebagai ‘penyakit gula’ atau ‘kencing manis’. Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) adalah suatu gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin.
Data WHO menunjukkan sebanyak 422 juta orang di dunia terkena diabetes dan setiap tahun 1,6 juta meninggal karena diabetes.
Advertisement
“Secara umum diabetes di tipe 1 itu cenderung genetik dan penderitanya terdiagnosa dari kecil. Tipe 2 umum ditemukan di masyarkat yang mana mungkin sudah ada genetiknya diperkeruh dengan lifestyle kurang baik,” paparan dr. Ni Putu Ika Puspaita Wiguna yang bertugas di Klinik Gangga Medika, Jimbaran, Bali, pada Health Liputan6.com, Sabtu (25/08/21).
Mengenali Dua Tipe Diabetes
Dua Tipe Diabetes:
1. Diabetes Tipe 1
Kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah. Diabetes tipe 1 terjadi ketika tubuh kurang atau sama sekali tidak memproduksi insulin. Maka itu, penderita diabetes tipe 1 memerlukan tambahan insulin dari luar.
Diabetes tipe 1 terjadi akibat adanya gangguan yang disebut autoimun, di mana antibodi yang seharusnya melindungi tubuh terhadap infeksi justru menyerang sel tubuh sendiri. Diabetes tipe 1 merupakan tipe diabetes pada anak yang paling banyak terjadi.
2. Diabetes Tipe 2
Insulin dapat diproduksi dengan normal, tetapi sel-sel tubuh kurang sensitif sehingga tidak bisa menggunakannya secara optimal. Penyebab sel-sel tubuh menjadi tidak sensitif dan tidak bisa menggunakan insulin dengan baik juga belum diketahui secara pasti.
Adapun beberapa faktor meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 yaitu gaya hidup kurang aktif, obesitas, menderita darah tinggi, kolesterol tinggi dan pertambahan usia.
Advertisement
Gejala-gejala Diabetes
Gejala Diabetes Tipe 1 dan tipe 2 tidaklah begitu beda. Kecenderungan terletak pada rentang waktu kemunculan gejala.
Gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul seketika dan berkembang dengan cepat. Sedangkan pada diabetes tipe 2, awalnya gejala tidak tampak jelas. Tidak jarang penderita diabetes tipe 2 baru menyadari penyakitnya setelah mengalami komplikasi yang serius. Adapun gejala yang dimaksud adalah:
1. Mudah lapar (Polifagia)
2. Mudah haus (Polidipsi)
3. Sering buang air kecil (poliuri)
4. Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
Keluhan tidak khas:
1. Lemah
2. Kesemutan (rasa baal di ujung-ujung ekstremitas)
3. Gatal
4. Mata kabur
5. Luka yang sulit sembuh
Pencegahan Diabetes
Untuk pencegahan diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum diketahui. Sedangkan untuk diabetes tipe 2 dapat dicegah yaitu dengan pola hidup sehat. Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat, menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, rutin menjalani pengecekan gula darah atau cek kesehatan menyeluruh, setidaknya sekali dalam setahun atau ada keluhan salah satu dari gejala.
“Sebelum melakukan pengobatan diabetes, kami awali dengan wawancara (anamnesa) serta tes gula darah merupakan pemeriksaan yang mutlak akan dilakukan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2,” katanya menambahkan.
Metode Tes Gula Darah
1. Tes gula darah sewaktu (kadar gula 200 mg/dL atau lebih tanpa puasa dikatakan diabetes)
2. Tes gula darah puasa (kadar gula darah kurang dari 100 mg/dL normal, antara 100-125 mg/dL prediabetes, 126 mg/dL atau lebih dikatakan diabetes)
3. Tes toleransi glukosa (di bawah 140 mg/dL normal, antara 140-199 mg/dL prediabetes, kadar gula 200 mg/dL atau lebih diabetes)
Advertisement
Metode Penanganan Gula Darah
Pengobatan dan pola hidup sehat akan disesuaikan dengan kondisi pasien serta hasil anamnesa, hasil cek gula darah.
Pengalaman selama ini, hampir mirip dengan mereka yang memiliki tekanan darah tinggi. Banyak hal yang tidak disadari dengan kondisi kesehatan mereka, karena masih merasa sehat.
Bilamana sehat itu “hilang” baru akan berharga bagi kita. Paling sering datang dengan memiliki luka tidak kunjung sembuh, gatal, kesemutan yang lama serta lemas dan tiba-tiba tidak sadarkan diri.
“Kalau di keluarga kita ada yang memiliki sakit gula atau kencing manis, harus rutin cek kesehatan baik muda atau pun yang sudah berusia,” pungkasnya tegas.