Tak Cuma Kala Pandemi, Sri Mulyani Sebut Pariwisata juga Terpuruk Saat Bom Bali

Sri Mulyani Sebut, Penurunan Kinerja Sektor Pariwisata Bukan yang Pertama Kali

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Sep 2021, 16:22 WIB
Turis asing mengunjungi Monumen Bom Bali di Kuta, dekat Denpasar pada Sabtu (12/10/2019). MeMperingati 18 tahun peristiwa bom Bali yang terjadi pada 12 Oktober 2002, wisatawan dan kerabat korban mengunjungi tugu peringatan untuk berdoa dan tabur bunga. (SONNY TUMBELAKA / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penurunan kinerja sektor pariwisata saat ini bukan untuk pertama kalinya. Sebelum pandemi penurunan kunjungan wisatawan mancanegara juga pernah terjadi pasca ledakan bom bali dan bencana alam.

Hanya saja, kondisi yang terjadi saat ini berbeda karena dampanya juga dialami sektor pariwisata di semua negara.

"Memang situasi yang dihadapi saat ini berbeda dengan situasi pariwisata yang terpukul karena isu khusus di Indonesia seperti bom Bali atau bencana alam. Tapi yang sekarang seluruh dunia dampaknya sama," kata Sri Mulyani dalam Rakornas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta, Senin (27/9).

Sri Mulyani meminta para peserta yang hadir dalam Rakornas tersebut untuk melihat berbagai kebijakan yang pernah dibuat saat penurunan kunjungan wisata karena kasus khusus di Indonesia. Kemudian melakukan terobosan inovasi dengan melihat kondisi terkini.

"Kita buat persepktif baru karena dari sisi pariwisata ini turunnya sama tapi penyebabnya beda," kata Sri Mulyani.

Khusus selama pandemi, penurunan kinerja sektor pariwisata juga erat kaitannya dengan gelombang penyebaran kasus Covid-19 yang tinggi. Setidaknya sudah ada tiga gelombang peningkatan yang terjadi, yakni pasca lebaran tahun 2020, pasca libur natal dan tahun baru 2021 dan lebaran 2021.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pergerakan Masyarakat

Turis-turis asing mengunjungi Monumen Ground Zero Bali menjelang peringatan 17 tahun serangan bom di Kuta, Bali (11/10/2019). Bali yang biasanya indah mendadak jadi mencekam dengan meledaknya bom di Pulau Dewata pada 12 Oktober 2002. (AFP Photo/Sonny Tumbelaka)

Akibatnya pemerintah terpaksa melakukan berbagai kebijakan yang menekan pergerakan masyarakat. Tujuannya untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Sebab pemerintah menilai sektor pariwisata tidak akan pulih bila kasus tidak bisa dikendalikan. Anggaran kesehatan pun terus ditingkatkan agar pandemi bisa dikendalikan.

"Penanganan kesehatan ini kebutuhannya tinggi, yang tadinya sekitar Rp 130 triliun naik menjadi Rp 240 triliun. Nah ini juga sebenarnya untuk mendukung sektor pariwisata karena tidang mungkin masyarakat bisa berwisata kalau pandeminya belum terkendali," tutur Sri Mulyani.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya