Liputan6.com, Solok Selatan - Warga Nagari Persiapan Balun Pakan Rabaa Tangan, Kecamatan Koto Parit Gadang Diatas (KPGD), Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, dibuat gelisah dengan kemunculan tiga ekor harimau.
Kejadian itu berawal dari keterangan salah seorang warga setempat, Randi Risno, yang juga merupakan Kepala Jorong (dusun) Sungai Ipuh. Dirinya mengaku melihat satwa langka itu pertama kali pada 2 September 2021 saat pergi ke ladang.
Tanpa pikir panjang, Randi langsung lari ke perkampungan dan menceritakannya kepada warga yang lain bahwa ia baru saja melihat harimau.
"Lalu pada 13 September Randi membuat surat pernyataan di kantor wali nagari bahwa ia melihat satwa dilindungi itu," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Ardi Andono kepada Liputan6.com, Senin (27/9/2021).
Baca Juga
Advertisement
Kemudian, pada 20 September seorang warga lain yg bernama Jul Masri (46) bersama istrinya saat pulang dari kebun dikejutkan oleh penampakan harimau Sumatera di pinggir sungai batang Suliti.
"Kami melihat 2 ekor harimau saat pulang dari menyadap getah karet dari kebun sekitar pukul 15.30 WIB," kata Jul.
Lantas pada 23 September 2021 seorang lansia bernama Erjon bersama tiga orang cucunya, juga melihat penampakan satwa liar jenis harimau Sumatera di lokasi yang tidak berjauhan dari lokasi penampakan oleh Jul Masri.
Dari informasi yg diperoleh petugas, kata kepala BKSDA Sumbar, juga ada sopir travel yang melihat satwa tersebut melitas di jalan ke arah Batang Suliti sebanyak tiga ekor.
Menindaklanjuti hal tersebut, petugas dari BKSDA Sumbar terjun ke lokasi untuk melakukan tindakan penanganan agar masyarakat tidak resah.
"Langkah ini juga sebagai antisipasi keselamatan satwa liar jenis harimau Sumatera dari tindakan pemburu liar," ujar Ardi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pasang Kamera Trap
Pihaknya, mengumpulkan keterangan dari saksi mata, selanjutnya mencari jejak di lapangan serta memasang kamera trap.
Petugas masih menunggu hasil dari identifikasi lapangan tersebut, dari kamera trap nantinya jika ada satwa yang tertangkap kamera juga akan dapat dianalisa jumlah harimau, umur, dan ukuran serta jenis kelamin sebagai pertimbangan lebih lanjut.
"Untuk sementara, masyarakat diimbau tidak masuk ke kebun sendirian dan beraktivitas siang hari saja, mengingat satwa ini berburu pada sore, malam hingga pagi hari," jelasnya.
Selain itu masyarakat diharapkan membawa petasan untuk dibunyikan di kebunnya ketika sedang beraktivitas.
Ia menambahkan satwa liar jenis harimau Sumatera adalah jenis satwa liar yang sangat menghindari kontak dengan masyarakat kalau bukan karna dua hal.
Pertama karena habitatnya yang terganggu oleh aktivitas masyarakat, serta bisa juga sudah tidak tersedianya kecukupan satwa mangsa akibat perburuan yg dilakukan oleh masyarakat.
Lalu yang kedua, belajar berburu, kalau benar informasi bahwa harimau tersebut adalah induk dan dua ekor anaknya, maka kemungkinan sang induk dalam masa menyapih anak untuk berburu satwa mangsa atau makanan.
Advertisement