Liputan6.com, Jakarta Eko Yuli Irawan, peraih medali perak Olimpiade Tokyo 2020 cabang olahraga angkat besi, menyebut salah satu yang patut mendapat perhatian lebih dari dunia olahraga Indonesia adalah regenerasi para atlet.
Untuk menjadi atlet kelas dunia dibutuhkan pembibitan dan disiplin tinggi. Ia harus didampingi pelatih dan pengurus yang sevisi. Kalau hanya atlet yang bersemangat tinggi untuk jadi juara dunia sementara pelatihnya tak bermimpi ke sana, ia akan gagal.
Baca Juga
Advertisement
“Pelatih dan atlet punya mimpi yang sama tapi pengurusnya enggak ada, enggak akan jadi juga. Jadi tiga serangkai ini harus punya kesamaan. Kuncinya di situ,” atlet angkat besi kelahiran Lampung, 24 Juli 1989, ini menjelaskan.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Punya Mental Juara
“Atlet harus punya mental juara dulu, karena menjadi atlet ini banyak hal yang dikorbankan. Bagi teman-teman semua yang di luar jadi atlet, bisa menongkrong, futbol, dan lain-lain. Kita enggak bisa seperti itu,” kata Eko Yuli Irawan yang mengoleksi empat medali Olimpiade.
Saat anak muda lain menongkrong, seorang atlet harus istirahat lebih awal mengingat besok mesti bangun pagi dan latihan lagi. Artinya selain mental juara, atlet harus punya komitmen kuat.
Advertisement
Coba-coba Mending Jangan
“Jadi harus siap, memang ingin jadi juara silakan gabung. Tapi kalau hanya ingin coba-coba mending jangan karena waktu akan hilang sia-sia. Untuk menjadi juara, atlet perlu didampingi pelatih dan pembina atau pengurus yang benar-benar care,” ia menambahkan.
Eko Yuli Irawan menyampaikan ini dalam webinar Apresiasi Prestasi Atlet Indonesia Bersama Herbalife Nutrition Indonesia, Senin (27/9/2021). Ia mengaku beruntung dilingkungi pelatih dan pengurus yang punya semangat tinggi. Apalagi, angkat besi bukan olahraga hobi.
Usaha Keras dan Hasil
“Karenanya, terjun ke angkat besi itu benar-benar ingin jadi juara. Saya sendiri untuk tembus ke medali emas olimpiade pun sekarang 20 tahun di angkat besi masih belum tembus juga, harus seperti apalagi saya berjuang?” kata Eko Yuli Irawan.
Hasil tak mengkhianati usaha. Buktinya, ia meraih medali perunggu Olimpiade Beijing dan London. Setelahnya, ia memetik medali perak di Olimpiade Rio de Janeiro dan Tokyo. “Dengan berusaha keras, kita bisa mensyukuri hasil yang ada,” ia mengakhiri.
Advertisement
Apresiasi 3 Atlet
Dalam kesempatan itu, Senior Director and Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi, mengaku bangga atas prestasi 3 atlet yang disponsori Herbalife Nutrition Indonesia di Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.
“Kami berikan apresiasi uang tunai, apparel kits dan smartwatch. Selain Eko, atlet yang disponsori Herbalife Nutrition Indonesia yakni Deni dari angkat besi, dan Muhammad Fadli Imammudin atlet paracycling Indonesia yang berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020,” ujar Andam.