Hebat, Bulu Mata Produksi Desa di Purworejo Banjiri Pasar Turki, Zimbabwe dan AS

Indonesia merupakan eksportir bulu mata palsu kedua terbesar di dunia setelah China dengan nilai ekspor sebesar USD 387,6 juta.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 28 Sep 2021, 10:15 WIB
Simak cara melepas eyelash extention di rumah tanpa membuat bulu mata asli menjadi rontok. (Foto: Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional bersama PT Astra International Tbk melakukan pelepasan ekspor bulu mata palsu ke Turki, Zimbabwe, dan Amerika Serikat (AS) senilai USD 30 ribu, atau setara Rp 427,5 juta (kurs Rp 14.250 per dolar AS).

Ekspor tersebut dilakukan oleh PT Diva Prima Cemerlang, yang merupakan fasilitator bulu mata palsu Desa Sejahtera Astra (DSA) di Purwerejo, Jawa Tengah.

"Kami sangat mengapresiasi upaya PT Diva Prima Cemerlang dalam memfasilitasi produk unggulan desa mendunia, termasuk ke pasar non-tradisional dan juga ke pasar AS, dimana persaingan dan persyaratan pemasarannya sangat ketat," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi dalam keterangan tertulis, Selasa (28/9/2021).

Didi mengatakan, kegiatan pelepasan ekspor ini merupakan bukti nyata keberhasilan produk unggulan desa yang berkontribusi terhadap penguatan perekonomian nasional. Menurutnya, itu perlu terus didukung agar bisa dilakukan secara kontinu.

"Dengan dilakukannya pelepasan ekspor ini, diharapkan dapat memacu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di level desa lainnya untuk lebih semangat berkarya dan ikut memasuki pasar internasional," ungkap Didi. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ekspor Produk Unggulan Desa

Melepas eyelash extention harus dilakukan secara perlahan agar bulu mata tidak rontok.

Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan menjelaskan, pelepasan ekspor ini merupakan salah satu hasil kerja sama Ditjen PEN Kemendag dan PT Astra International Tbk dalam program Pengembangan Ekspor Produk Unggulan Desa yang ditandatangani pada 28 Juli 2021.

Dalam kerjasama ini, kedua pihak berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas ekspor sekitar 755 desa dalam program DSA agar berdaya saing dan mampu berkompetisi di pasar global.

Kedua pihak sepakat untuk menciptakan minimal 100 desa yang mampu ekspor secara mandiri dan mendapatkan repeat order dalam kurun waktu kerja sama selama dua tahun.

DSA Purworejo sendiri merupakan salah satu kawasan yang telah memberdayakan lebih dari 200 masyarakat lokal di tiga desa dalam memproduksi bulu mata palsu.

Sebelumnya, DSA Purworejo melalui PT Diva Prima Cemerlang juga telah melakukan ekspor bulu mata palsu ke beberapa negara, seperti Inggris, Prancis, Belgia, Ceko, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Nigeria, dan Kolombia.

"Kita harus lebih jeli melihat peluang yang masih terbuka lebar di pasar internasional. Diharapkan ekspor bulu mata palsu ini akan terus berlanjut dan mendapatkan repeat order dengan jumlah transaksi yang lebih besar dan negara tujuan ekspor yang semakin bertambah," pungkas Marolop.

 


Terbesar Kedua Dunia

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020, Indonesia merupakan eksportir bulu mata palsu kedua terbesar di dunia setelah China dengan nilai ekspor sebesar USD 387,6 juta dengan pangsa pasar di dunia sebesar 8,47 persen.

Adapun pasar utama tujuan ekspor bulu mata palsu Indonesia antara lain AS, Malaysia, Jerman, Korea Selatan, dan Inggris.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya