Liputan6.com, Kabul - Influencer anti-Taliban di Afghanistan menutup media sosial mereka. Pasukan Taliban dikhawatirkan akan balas dendam.
Dilaporkan BBC, Selasa (28/9/2021), tindakan menghapus rekam jejak medsos ini dilakukan karena mereka tak percaya dengan janji amnesti dari Taliban. Terlebih lagi, Taliban juga mengakui ada tindakan pembunuhan balas dendam yang dilakukan pasukan mereka.
Advertisement
Salah seorang influencer yang menutup akunnya adalah Fida yang berada di Kabul. Ia kerap mengkritik kebijakan dan perilaku Taliban, namun ia memilih menghapus semua akun medsos miliknya.
Fida juga berkata namanya masuk ke dalam daftar tembak Taliban. Beruntung, ia kini mendapat suaka ke luar negeri.
"Saya lebih baik mati ketimbang hidup di sini sekarang," ucapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukan Buzzer
Sebelum Taliban berkuasa, pemerintah Afghanistan disebut menyewa jasa buzzer untuk mendukung pemerintah dan mengkritik Taliban.
Hal itu dibantah oleh seorang pemuda yang ikut mengkritik Afghanistan bernama Haris. Ia mengaku angkat bicara karena demi demokrasi.
"Saya mendukung demokrasi, bukan Presiden Ashraf Ghani," ujar Haris. Ia berujar turut mengkritik Ghani.
Haris berkata Taliban masih mengincar dan membunuh orang-orang. Menurutnya, semua ini masih awalnya saja.
Selain itu, Haris yakin Taliban akan menerapkan hukum Syaria dengan penafsiran yang keras.
"Saya tidak berpikir orang Afghan yang berpendidikan akan bisa tetap di sini," ucap Haris yang juga mendapat suaka di negara lain.
Advertisement