Liputan6.com, Jakarta Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman, mengatakan bahwa varian virus Corona R.1 memiliki kemungkinan tidak kalah atau mirip dengan varian Delta.
Dicky mengatakan varia ini berbahaya karena ada potensi cepat menular. Namun, sejauh ini belum dapat dibandingkan dengan varian Delta karena butuh penelitian mendalam.
Baca Juga
Advertisement
“Ini masih diteliti seberapa perbedaan kecepatannya atau perbandingannya. Yang jelas dengan keberadaan varian ini di tengah mendominasinya varian Delta tentu menunjukkan ada potensi kecepatan dalam menginfeksi,” kata Dicky melalui pesan suara ditulis Rabu (29/9/2021).
“Bisa jadi tidak kalah atau mendekati varian Delta, ini yang masih diteliti lebih jauh karena adanya varian ini di tengah varian Delta menjadi catatan penting.”
Belum Terdeteksi di Indonesia
Secara global, saat ini R.1 sudah ada di 31 negara termasuk di China dan India, lanjut Dicky. Namun, sejauh ini varian R.1 belum ditemukan di Indonesia karena surveilans genomic yang masih terbatas.
“Kalau di Indonesia kan terbatas surveilans genomic-nya, jadi tidak mudah untuk mengetahui keberadaannya. Ini salah satu keterbatasan kita.”
Sejauh ini, penelitian lebih lanjut tengah dilakukan pada varian R.1. Bahkan, varian ini belum masuk dalam golongan variant of interest (VOI).
“Tapi ada potensi lebih cepat menular dan berpotensi menurunkan efektivitas antibodi karena mutasi W152L. Selain itu, dia juga memiliki mutasi yang dimiliki varian lain sehingga harus terus diamati, yang jelas varian ini lebih dari varian Wuhan yang awal.”
“Kalau sudah lebih dari varian Wuhan berarti potensi memperburuk gejala dan menyebabkan kematian tetap ada,” pungkasnya.
Advertisement