Liputan6.com, Jakarta - Sektor teknologi tengah naik daun. Sebenarnya itu bukanlah hal yang baru. Namun menariknya, sektor teknologi cukup stabil mempertahankan posisi di pasar.
Sebagai perbandingan, ada lima perusahaan paling berharga tahun ini. Saham teknologi, seperti Apple dan Microsoft bertengger di sana, masing-masing sejak 2010 dan 2005.
"2005, 2010, 2015, kita memperhatikan bahwa banyak perusahaan yang pernah menjadi perusahaan paling berharga itu tidak bertahan terlalu lama di daftar itu, seperti seperti General Electric, Procter, & Gamble (P&G), Citibank atau Citigroup, dan ExxonMobil,” kata Chief Investment Officer, DBS Bank Hou Wey Fook dalam video konferensi, Selasa (28/9/2021).
"Tapi tampaknya yang besar diambil dari perusahaan teknologi. Lihat saja kegigihan Microsoft dan Apple yang tetap berada di puncak dalam 15 hingga 20 tahun terakhir,” ia menambahkan.
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, ada tiga perusahaan teknologi besar lainnya yang bergabung dengan Microsoft dan Apple. Antara lain, Facebook, Amazon, dan Google. Sekarang, kata Hou, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah perusahaan teknologi ini akan jatuh seperti perusahaan-perusahaan sebelumnya di masa lalu. Menjawab itu, Hou mengatakan perusahaan teknologi akan terus menjadi yang teratas
"Tidak seperti ExxonMobil, atau General Electrics dulu. Kami tetap yakin perusahaan teknologi besar akan terus menjadi yang teratas,” kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Valuasi Perusahaan Teknologi Bakal Meningkat
Dia menuturkan, valuasi perusahaan teknologi besar ini bahkan diperkirakan lebih tinggi dari waktu ke waktu. Itu karena mereka beroperasi pada model bisnis yang lebih terukur. Sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sangat tinggi. Di sisi lain, Hou mengatakan perang dagang AS dan China juga merupakan bagian dari perang teknologi.
"Perang dagang AS-China benar-benar bukan tentang berapa banyak barang fisik yang diimpor atau diekspor masing-masing negara. Tapi ini benar-benar tentang perang teknologi,” kata Hou.
Ia menuturkan, saat ini siapa yang memiliki keunggulan dalam teknologi. "Ini tentang, siapa yang memiliki keunggulan dalam kecerdasan buatan, Big Data, blockchain cloud, komputasi semikonduktor 5G,” imbuhnya.
Advertisement