Hari Ini 6 Tahun Lalu, Satelit LAPAN-A2 Buatan Indonesia Diluncurkan

Hari ini 28 September 2021, tepat enam tahun satelit LAPAN-A2 yang 100 persen buatan Indonesia diluncurkan ke orbit. Satelit ini bertugas untuk membantu komunikasi di daerah-daerah yang dilanda bencana.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 28 Sep 2021, 18:30 WIB
Penampakan satelit LAPAN A2/ LAPAN-ORARI (Foto: Orari.or.id)

Liputan6.com, Jakarta - Tepat enam tahun lalu, yakni 28 September 2015, satelit pertama yang 100 persen diproduksi oleh putra bangsa di Indonesia, yakni LAPAN A2 atau LAPAN-ORARI diluncurkan ke angkasa.

Satelit ini memiliki misi utama sebagai satelit komunikasi dan monitoring Bumi.

Bersamaan dengan peringatan 6 tahun tersebut, Pusat Teknologi Satelit Badan Riset dan Inovasi Nasional Organisasi Penerbangan dan Antariksa (BRIN OR LAPAN) mengadakan webinar 6 tahun Satelit LAPAN-A2.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko pun menyampaikan, Indonesia dengan kondisi geografisnya sebagai negara kepulauan sangat membutuhkan teknologi satelit. Terutama untuk mengkover wilayah Sabang hingga Merauke.

Ia mengatakan, keberadaan tiga satelit bangsa ini merupakan capaian yang patut diapresiasi, namun bukan berarti periset berpangku tangan.

"Ke depan, riset dan inovasi satelit harus terus dilakukan, karena itu, BRIN siap mendukung dan memfasilitasi Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa khususnya Pusat Teknologi Satelit," kata Handoko, dikutip dari keterangan resmi BRIN melalui laman LAPAN, Selasa (28/9/2021).

Dengan demikian, Pusat Teknologi Satelit dapat menghasilkan produk riset dan inovasi yang lebih maju, juga untuk menumbuhkan industri keantariksaan Indonesia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Mendukung Proses Komunikasi di Daerah Bencana

Mekanis sedang menguji Satelit LAPAN A2 (foto: lapan.go.id)

Sementara itu, Plt OR LAPAN, Erna Sri Adiningsih menyebut, satelit LAPAN A2/ LAPAN-ORARI relah menunjukkan kontribusi dalam membantu pross komunikasi untuk daerah-daerah dilanda bencana.

“LAPAN A2 telah menunjukkan kemampuannya bahwa teknologi tinggi tidak hanya sebagai teknologi menara gading saja, tapi telah mampu memberikan manfaat langsung secara luas kepada masyarakat,” kata Erna.

Erna juga memberikan apresiasi, tidak hanya pada LAPAN A2 tapi juga tim pengembang di Pusat Teknologi Satelit yang terus berusaha mengembangkan teknologi satelit untuk menjawab kebutuhan nasional di masa depan.


Tentang Satelit LAPAN-A2

Presiden Jokowi mendengarkan penjelasan staf terkait satelit Ekuatorial pertama Indonesia, Lapan A2 di Pusat Teknologi Satelit Lapan, Bogor, Kamis (3/9/2015). Satelit tersebut nantinya akan segera diberangkatkan ke India. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Satelit LAPAN A2/LAPAN-ORARI memiliki bobot 74 Kg. Satelit ini dilengkapi dengan Digital Space Camera, Color Video Camera, Automatic Identification System (AIS) Receiver, Voice Repeater (VR), dan Automatic Packet Reporting System (APRS).

Selama 6 tahun mengorbit, LAPAN A2/LAPAN-ORARI telah memiliki 5.522 jam operasional TT&C (Tracking, Telemetry, and Command).

Selain itu juga 354 juta data AIS (pemantauan kapal), 1147 jam operasional VR, menghasilkan 1,5 juta Km persegi citra digital, dan 2.317 jam operasional APRS (komunikasi data).

(Tin/Ysl)

 


Infografis Tentang Satelit Indonesia

Infografis: 26 Satelit Milik Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya