Liputan6.com, New York City - Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, tidak mengindahkan Palestina dalam pidatonya di Sidang Umum PBB. Nama negara Palestina tak sekali pun disebut.
Padahal, Presiden Palestina Mahmoud Abbas membahas isu Palestina-Israel, bahkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga menyentuh kondisi kedua negara.
Advertisement
PM Bennett lebih banyak membahas tentang COVID-19, dan vaksinasi COVID-19.
Terkait isu internasional, ia membahas kondisi Israel yang dikepung oleh kelompok yang ia label "kelompok teror". Iran pun menjadi sasaran pidato Bennett.
"Israel ... dikepung Hizbullah, milisi Syiah, Islamic Jihad, dan Hamas," ujar PM Bennett, dikutip dari pidatonya di sidang PBB yang diunggah ke media sosial dan dikutip Selasa (28/9/2021).
"Kelompok-kelompok teror ini bertujuan mendominasi Timur Tengah dan menyebar Islam radikal ke seluruh dunia. Apa kesamaan mereka? Mereka semua ingin menghancurkan negara saya," ujar PM Bennett.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kritik Iran
Iran juga menjadi sorotan di pidato PM Bennett. Negara itu disebut menjadi beking bagi organisasi-organisasi seperti Hizbullah dan Hamas.
"Mereka mendapat pendanaan dari Iran, mereka mendapat pelatihan dari Iran, dan mereka mendapat senjata dari Iran," ujarnya.
Lebih lanjut, PM Bennett berkata Iran berniat mendominasi kawasan, dan elakukannya lewat nuklir.
"Selama tiga dekade terakhir, Iran telah menyebarkan kekacauan dan kehancuran di Timur Tengah, satu negara ke negara lainnya: Lebanon. Irak. Suriah. Yaman. dan Gaza."
Ia lantas menyindir bahwa lokasi yang disentuh Iran berantakan, terbalik dari Raja Midas yang menurut legenda sentuhannya bisa membuat emas.
"Bagaikan sentuhan Midas, rezim Iran memiliki sentuhan Mullah. Setiap tempat yang Iran sentuh gagal," ujarnya.
Advertisement