Kata Jubir soal Calon Panglima TNI Pilihan Jokowi

Fadjroel Rachman mengaku belum mengetahui calon Panglima TNI pilihan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang nantinya akan menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 28 Sep 2021, 20:34 WIB
Presiden Joko Widodo menyematkan tanda kepangkatan sebagai Panglima TNI kepada Marsekal Hadi Tjahjanto di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/12). Hadi Tjahjanto mengantikan Gatot Nurmantyo. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman mengaku belum mengetahui calon Panglima TNI pilihan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang nantinya akan menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Adapun Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun pada November 2021.

"Ini juga bagian dari hak prerogatif beliau. Jadi yang kita tahu ada waktu dimana Pak Panglima akan selesai masa tugasnya dan tentu secara prosedural tentu ada penggantian. Mengenai prosesnya itu betul-betul di tangan Presiden Joko Widodo," jelas Fadjroel kepada wartawan, Selasa (28/9/2021).

Dia belum bisa memastikan kapan surat presiden (surpres) dari Jokowi terkait pencalonan Panglima TNI akan dikirim ke DPR. Fadjroel menyebut surpres tersebut saat ini diurus oleh pihak Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg).

"Sampai hari ini kami belum mendapatkan informasi mengenai surat presiden tersebut. Menurut hemat kami itu wewenang dari Kementerian Setneg," kata Fadjroel.

 


Setelah APBN 2022

Seperti diketahui, DPR hingga kini masih belum menerima usulan nama calon pengganti Panglima TNI yang akan menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto. Marsekal Hadi sendiri diketahui akan memasuki masa pensiun pada November 2021 atau sekitar dua bulan lagi.

Anggota Komisi I DPR RI Bobby Rizaldi mengatakan, proses pergantian Panglima TNI akan dilakukan setelah pembahasan APBN 2022 selesai. Ia menduga, proses uji kelayakan dan kepatutan Panglima TNI akan dilakukan pada masa sidang berikutnya.

Politikus Golkar ini bilang, siapa pun calon yang diusulkan Presiden Joko Widodo tentu akan didukung. Semua kepala staf TNI memiliki kesempatan yang sama. Ia menilai tak perlu spekulatif soal calon panglima diangkat dari kedekatan pribadi atau giliran matra.

"Secara administratif obyektif semua memenuhi syarat, kalo subyektivitas apakah bergiliran matra, atau karena kedekatan pribadi, hendaknya tidak perlu berspekulasi. Tugas parlemen bukan mengajukan nama Panglima ke Presiden, tapi sebaliknya," kata Bobby, Jumat 3 September 2021.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha menyerahkan sepenuhnya kepada Jokowi calon Panglima TNI yang tepat. Namun, dilihat dari senioritas di TNI maka KSAD Jenderal Andika Perkasa lebih berpeluang. Bila sesuai urutan matra maka KSAL Laksamana TNI Yudo Margono calon kuat.

"Masing-masing punya kelebihan, berdasarkan giliran, kalau giliran yah, maka itu adalah KSAL sekarang calong panglima terkuat. Tapi kalau berdasarkan senioritas di TNI, maka Andika lebih berpeluang dibandingkan yang lain," tutur Tamliha.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya