Liputan6.com, Jakarta - Indeks S&P 500 dan Nasdaq berakhir di zona merah pada perdagangan Senin, 27 September 2021. Hal ini dipicu penurunan saham teknologi karena kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, indeks Dow Jones menguat 0,21 persen menjadi 34.869,37 didorong saham keuangan dan industri. Kenaikan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun menjadi 1,5 persen telah menekan saham teknologi. Hal ini mengingat bunga rendah telah menguntungkan saham teknologi. Saham Microsoft Corp, Amazon.com, Apple Inc, dan induk usaha Google Alphabet turun di antara 0,6 persen dan 1,7 persen.
Tepat pada ulang tahun resmi Google yang dirayakan setiap 27 September, saham induk usaha Google yaitu Alphabet turun 0,80 persen menjadi USD 2.821,44 per saham. Kapitalisasi pasar Google tercatat USD 1,88 triliun atau sekitar Rp 25.708 triliun (asumsi kurs Rp 14.282 per dolar AS).
Baca Juga
Advertisement
Melihat kapitalisasi pasar yang jumbo, Google telah menjadi perusahaan raksasa teknologi yang bermula dari garasi. Mengutip kanal Tekno Liputan6.com, Google merupakan buah karya Larry Page dan Sergey Brin. Mereka bertemu di Universitas Stanford pada musim panas 1995. Mereka memutuskan untuk membuat sebuah mesin pencari yang diberi nama proyek BackRub.
Kemudian Page dan Brin berubah pikiran sehingga hadirlah nama Google. Google lahir dari salah pengejaan kata ‘Googol’, mengambil istilah matematika yang berarti angka sangat besar.
Hal ini seiring dengan misi mengelola informasi sebanyak mungkin di web. Kali ini Liputan6.com merangkum kisah Google hingga menjadi perusahaan kapitalisasi besar di Amerika Serikat yang dirangkum dari berbagai sumber dan Britannica, ditulis Selasa (28/9/2021):
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Awal Dirintisnya Google
Hal menarik adalah perusahaan Google juga bermula dari garasi. Brin dan Page mendirikan sebuah toko di garasi milik teman mereka bernama Susan Wojcicki di Menlo Park.
Pertengahan 1998, Brin dan Page mulai menerima pendanaan dari luar. Salah satu investor pertama adalah Andy Bechtolsheim,salah satu pendiri Sun Microsystem Inc. Terkumpul sekitar USD 1 juta atau sekitar Rp 14,27 miliar (asumsi kurs Rp 14.279 per dolar AS) dari investor, keluarga, hingga teman.
Kemudian Google menerima pendanaan USD 25 juta atau sekitar Rp 356,97 miliar dari venture capital pada pertengahan 1999 dan proses 500.000 queris per hari. Aktivitas mulai meledak pada 2000, ketika Google menjadi klien mesin pencari untuk situs popular Yahoo.
Pada 2004, ketika Yahoo tiadakan layanan Google, pengguna mencari di Google 200 juta kali sehari. Pertumbuhan itu terus berlanjut. Pada akhir 2011, Google menangani sekitar tiga miliar pencarian per hari.
Advertisement
Manajemen
Pertumbuhan Google luar biasa sebabkan masalah manajemen internal. Hampir sejak awal, investor merasa Brin dan Page membutuhkan manajer yang berpengalaman untuk memimpin. Pada 2001, mereka setuju merekrut Eric Schmidt sebagai chairman dan Chief Executive Officer (CEO) perusahaan.
Schmidt sebelumnya memegang posisi sama di perusahaan perangkat lunak Novell Inc, memiliki gelar doctor ilmu komputer. Selama Schmidt menjabat sebagai CEO, Page menjabat sebagai President of Products, dan Brin sebagai Presiden of Technology.
Ketiganya menjalankan perusahaan sebagai “tiga serangkai” hingga Page mengambil peran CEO pada 2011, Schmidt sebagai Executive Chairman dan Brin menjabat Direktur Proyek Khusus.
IPO Google
Google menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 2004. Perseoran meraup USD 1,66 miliar dan membuat Brin serta Page menjadi miliarder.
Bahkan IPO menciptakan 7 miliarder dan 900 jutawan dari pemegang saham awal. Penawaran saham juga menjadi sorotan karena cara penangangannya yang tidak biasa. Saham dijual dalam lelang public yang dimaksudkan untuk menempatkan rata-rata investor pada pijakan sama dengan profesional industri keuangan.
Saham Google ditambahkan ke indeks S&P 500 pada 2006. Pada 2012, kapitalisasi pasar Google menjadikannya salah satu perusahaan AS terbesar yang tidak masuk indeks Dow Jones.
Advertisement
Reorganisasi
Google melakuka reorganisasi pada Agustus 2015 menjadi anak perusahaan induk perusahaan Alphabet Inc. Pencarian, periklanan, aplikasi, peta internet, dan sistem operasi seluler Android, berbagi video Youtube tetap berada di bawah Google.
Usaha Google yang terpisah seperti perusahaan riset Calico, Nest, dan lab riset Google X menjadi perusahaan terpisah di bawah Alphabet. Page menjadi CEO Alphabet, Brin sebagai presiden, dan Schmidt sebagai Executive Chairman.
Sundar Pichai, Senior Vice President Product menjadi CEO baru Google. Alphabet kembali direorganisasi pada 2017 untuk membuat perusahaan induk perantara XXVI Holdings, dan mengubah Google menjadi perseroan terbatas.
Pada 2018, Schmidt mengundurkan diri sebagai Executive Chairman. Pada 2019 lebih banyak perubahan seiring Brin dan Page masing-masing meninggalkan jabatan sebagai Presiden dan CEO. Namun, mereka tetap berada di dewan direksi Alphabet. Pichai menjadi CEO perusahaan induk dan mempertahankan posisi di Google.
Kapitalisasi Pasar Terbesar
Induk usaha Google mencatat kapitalisasi pasar USD 1,88 triliun per September 2021. Hal ini mendorong induk usaha Google sebagai perusahaan berharga ketiga di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.
Saham induk usaha Google turun 0,80 persen ke posisis USD 2.821,44 atau sekitar Rp 40,27 juta pada 27 September 2021. Sebelumnya induk usaha Google telah menggeser Amazon untuk saham kapitalisasi besar sehingga ke posisi tiga pada 7 Juni 2021. Hal itu pertama kali dalam 16 bulan. Induk usaha Google sentuh kapitalisasi pasar USD 1 triliun pada Januari 2021.
Reporter: Ayesha Puri
Advertisement