Liputan6.com, Jakarta - General Motors (GM) memperingatkan pekerja yang belum melaporkan status vaksinasi virus Corona, pada Jumat (1/10/2021) akan menerima surat pelanggaran keselamatan. Karyawan yang memilih untuk tidak mengungkapkan apakah melakukan vaksinasi atau tidak akan menghadapi risiko hukuman finansial.
"Ketidakpatuhan yang berkelanjutan akan mengakibatkan pelanggaran surat keselamatan kedua, dan pengurangan bonus kinerja," ujar Juru Bicara GM, Maria Raynal, kepada The Detroit Free Press, dilansir Autoblog, Rabu (29/9/2021).
Advertisement
Pabrikan otomotif asal Amerika Serikat ini menambahkan, dalam sebuah pernyataan bahwa hampir setiap karyawannya yang digaji telah melaporkan status vaksin melalui alat pelaporan rahasia.
"Kami terus bekerja dengan sejumlah kecil karyawan untuk mencapai penyelesaian 100 persen. Tingkat respons yang sangat tinggi menunjukan, bahwa karyawan kami mendukung budaya keselamatan dan menjaga kesehatan diri dan rekan kerja mereka," tulis GM.
Sementara itu, jenama Negeri Paman Sam ini, pada Agustus lalu meminta karyawan yang digaji, sebanyak 48 ribu orang untuk melaporkan status vaksinasinya.
Laporan tersebut mencatat bahwa GM mengirim memo kepada para manajernya, pada 22 September yang memberi mereka waktu dua hari kerja untuk berbicara dengan karyawan yang tidak patuh dan memberi tahu mereka tentang risiko yang dihadapi dengan tidak memberikan status vaksinasi. Namun, berapa bonus yang akan hilang jika para pekerja tidak melaporkan status vaksinasi tersebut belum diumumkan secara resmi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak Wajib Vaksin
GM menekankan bahwa tidak mengharuskan pekerja untuk sepenuhnya divaksinasi virus corona (setidaknya belum). Tapi, pada September 2021, Gedung Putih mengumumkan mandat nasional yang menyatakan perusahaan dengan lebih dari 100 pekerja harus memastikan bahwa pada 1 November 2021, setiap anggota tenaga kerja divaksinasi sepenuhnya atau jika memilih untuk tidak divaksinasi, diuji setiap pekan. Keputusan ini memengaruhi lebih dari 80 juta pekerja di sektor swasta, termasuk pria dan wanita yang bekerja di GM.
Presiden GM Mark Reuss mengakui, para eksekutif mengalami percakapan yang sulit tentang mandat tersebut. "Kami hanya ingin mendorong semua karyawan kami untuk divaksinasi," kata Reuss pekan lalu di Konferensi Kebijakan Mackinac.
"Kami adalah perusahaan besar, kami memiliki banyak jenis karyawan yang memiliki banyak masalah dan tantangan dalam hidup. Kami berusaha untuk sangat menghormati itu," pungkasnya.
Advertisement