Utang Indonesia Terus Numpuk, Menko Airlangga: Kita Tidak Sendirian

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak memungkiri jika rasio utang Indonesia kini meningkat

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 29 Sep 2021, 13:00 WIB
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Rabu (4/3/2020). Jokowi meminta dalam raker ini dapat mempercepat prosedur-prosedur yang sebelumnya sangat lama dan berbelit-belit (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak memungkiri jika rasio utang Indonesia kini meningkat akibat upaya memberantas pandemi Covid-19.

Adapun rasio utang luar negeri (ULN) pada Juli 2021 mencapai USD 415,17 miliar, atau 36,6 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka ini naik dibandingkan Juli 2020 yang sebesar USD 408,64 miliar.

Namun, dia menilai Indonesia bukan satu-satunya yang mengalami kondisi tersebut. Banyak negara dunia disebutnya juga mengalami kenaikan utang.

"Rasio utang memang naik, namun kita tidak sendirian. Hampir semua negara rasio utangnya naik," ujar Menko Airlangga dalam sesi webinar, Rabu (29/9/2021).

Meski angka utang terus naik, Airlangga menangkap adanya indikator dari sektor eksternal yang relatif membaik. Itu tercermin dari defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang rendah, serta cadangan devisa yang terus meningkat.

"Ekspor dan impor juga terus meningkat, lalu nilai tukar rupiah dan IHSG terjaga," imbuhnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tak Bisa Diprediksi

Pedagang kaki lima (PKL) mempersiapkan lapak dagangan di Jalan Sabang atau H Agus Salim, Jakarta, Jumat (27/8/2021). Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah sedang mempersiapkan satu juta PKL untuk mendapatkan bantuan tunai senilai Rp1 juta. (Liputan6com/Faizal Fanani)

Menurut dia, Covid-19 jadi suatu kondisi yang tidak bisa diprediksi. Bahkan, Airlangga menambahkan, hampir semua negara di dunia tidak menyangka kondisi pandemi masih terus berjalan hingga tahun ini.

"Kemarin ada lembaga yang tanya terkait burden sharing. Saya sampaikan dalam kondisi pandmei Covid-19 varian delta, tidak ada 1 dari 215 negara yang memprediksi pandemi ini berjalan mendekati 2 tahun. Sehingga ini harus dilakukan langkah-langkah ekstra ordinary," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya