OJK Harap Erick Thohir Bawa Lebih Banyak BUMN IPO

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan BUMN terus masuk dan berkontribusi di pasar modal Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 29 Sep 2021, 12:37 WIB
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Kementerian BUMN dapat membawa banyak perusahaan pelat merah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen pada Rabu (29/9/2021) dalam Opening Bell: Rights Issue BRI.

"BUMN ini kita berharap untuk terus bisa masuk dan berkontribusi terhadap pertumbuhan pasar modal,” ujar dia.

Dia menuturkan, performa pasar modal sangat ditentukan oleh kebijakan dan korporasi itu sendiri. Semua jajaran manajemen di korporasi berkontribusi menciptakan pertumbuhan BEI. Ini sekaligus menciptakan iklim investasi yang lebih baik.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir ingin membawa BEI menjadi nomor satu di Asia Tenggara. Ia menyampaikan hal itu seiring rights issue jumbo yang baru saja dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

“Ini menjadi bagian sinergi yang besar. Kami dari Kementerian BUMN dengan pihak OJK dan bursa Indonesia, kita juga ingin menjadi bagian mendorong bursa Indonesia untuk terus meningkat. Kalau bisa menjadi nomor satu di Asia Tenggara” kata Erick dalam Opening Bell : Rights Issue BRI, Rabu (29/9/2021).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) telah menyelesaikan rights issue. Dalam aksi tersebut, BRI melepas 28.213.191.604 saham baru dengan nilai nominal Rp 50 per saham. Jumlah saham tersebut sebanyak-banyaknya 18,62 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah rights issue.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dana Hasil Rights Issue BRI

Gedung BRI (Dok: Istimewa)

Dana yang diperoleh perseroan dari hasil rights issue ini setelah dikurangi seluruh biaya emisi akan digunakan utamanya untuk pembentukan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ultra mikro yang dilakukan melalui penyertaan saham perseroan dalam Pegadaian dan PNM.

Dengan aksi korporasi itu, kata Erick, menandakan Indonesia punya pasar besar. Sehingga diperlukan kebijakan yang benar agar pertumbuhan ekonomi di tanah air dapat makin terasa.

“Kita tidak segan-segan. Jadi 88 proyek strategis nasional yang sudah didukung oleh Bapak Presiden, kita mendorong banyaknya nanti Koperasi BUMN untuk go public. Ini juga bagian daripada transparansi dan profesionalisme kami dan juga bisa menopang bursa kita sendiri,” kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya