Batu Secret Zoo Malang Kedatangan Snow Leopard Betina dari Amsterdam

Garuda Indonesia bertanggung jawab dalam pengangkutan snow leopard dari Amsterdam ke Bandara Soekarno Hatta.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 29 Sep 2021, 13:06 WIB
Snow leopard bernama Maya yang menjadi penghuni baru Batu Secret Zoo di Malang. (dok. Garuda Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Snow leopard bukan satwa yang lazim dilihat oleh orang awam di Indonesia. Terlebih, populasi satwa yang masih sekeluarga dengan kucing ini kini di ambang kepunahan tinggi.

Batu Secret Zoo di Malang beruntung mendapat kesempatan untuk mengkonservasi sekaligus mengembangbiakkan snow leopard setelah kedatangan Maya. Satwa dilindungi itu diangkut langsung dari Amsterdam ke Jakarta dengan menumpang pesawat bernomor GA 089.

Maya tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta pada Minggu, 26 September 2021. Pengangkutan  satwa dilindungi tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil kerja sama Tiepark Berlin dan Batu Secret Zoo.

Setelah mendarat, Maya langsung dibawa menuju taman satwa melalui jalur darat. Direktur Jatim Park 2 Ronny Sendjojo mengaku bangga bisa terlibat penuh dalam program konservasi satwa yang dilindungi itu.

"Program konservasi ini menjadi momentum penting bagi Batu Secret Zoo untuk menjalankan filosofi eksistensinya sebagai taman wisata dan konservasi satwa modern yang memainkan peran penting dalam komitmen kelestarian lingkungan hidup," ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa, 28 September 2021.

Ia mengatakan salah satu faktor terpilihnya Batu Secret Zoo dalam program pengembangbiakkan itu adalah habitatnya yang berada di dataran tinggi Batu. "Diharapkan proses adaptasi Snow Leopard ini dapat berlangsung secara kondusif," ujar Ronny.

Selanjutnya, Garuda Indonesia akan mengangkut Snow Leopard jantan yang menjadi bagian dari program pengembangbiakkan tersebut. Proses itu bakal dijalankan pada akhir 2021.

"Partisipasi Garuda Indonesia terhadap program konservasi Snow Leopard di Indonesia ini merupakan manifestasi dari visi kami sebagai National Flag Carrier untuk senantiasa berperan aktif di garda terdepan dalam kaitan inisiatif program berwawasan environmental sustainability yang salah satunya dilakukan melalui dukungan terhadap program konservasi satwa yang dilindungi," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ikuti IATA

Proses pengangkutan snow leopard dari Amsterdam ke Jakarta dengan menumpang pesawat Garuda Indonesia. (dok. Garuda Indonesia)

Irfan menyatakan layanan pengangkutan hewan hidup itu memerlukan koordinasi intensif antara maskapai dengan berbagai pihak terkait. Tak hanya harus menyiapkan seluruh dokumen persyaratan, prosedur pengangkutan pun harus diperhatikan. Pasalnya, snow leopard tergolong hewan yang cenderung mudah stres dalam perjalanan panjang.

Garuda Indonesia mengacu regulasi internasional, yakni International Air Transport Association (IATA). Selain itu juga menurut peraturan karantina dan kepabeanan di Indonesia.

Sebelumnya, maskapai pelat merah itu juga bertanggung jawab dalam proses repatriasi kura-kura leher ulang Rote dari Singapura, pada pekan sebelumnya. Kura-kura itu termasuk satwa yang dilindungi dan diperkirakan jumlahnya di habitat aslinya sudah punah.


Sekilas tentang Leopard Salju

Snow leopard bernama Maya yang menjadi penghuni baru Batu Secret Zoo di Malang. (dok. Garuda Indonesia)

Snow leopard memiliki nama latin Panthera uncia. Hewan ini aslinya tinggal di pegunungan di kawasan Asia Tengah dan Selatan.

Bulu macan tutul salju berwarna keputihan hingga abu-abu dengan bintik-bintik hitam di kepala dan leher, dengan totol yang lebih besar di bagian belakang, sayap dan ekor lebat. Perutnya keputih-putihan. Matanya berwarna hijau pucat atau abu-abu.

Oleh IUCN, satwa ini dinyatakan hampir punah karena populasi globalnya diperkirakan hanya tersisa kurang dari 10 ribu individu dewasa. Jumlahnya bahkan diperkirakan berkurang 10 persen lagi pada 2040. Penyebab kepunahannya adalah karena perburuan dan kerusakan habitat karena pembangunan infrastuktur oleh manusia. 


Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya