Ratusan Staf Maskapai Terancam Dipecat Usai Tak Beri Bukti Vaksinasi Covid-19

Maskapai yang berbasis di Chicago ini memang menetapkan persyaratan vaksinasi Covid-19 kepada stafnya sejak Agustus 2021.

oleh Tira Santia diperbarui 29 Sep 2021, 17:15 WIB
Ilustrasi pesawat terbang. Maskapai United Airlines menetapkan persyaratan vaksinasi Covid-19 kepada stafnya pada Agustus 2021.(dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta Sekitar 600 karyawan United Airlines terancam dipecat setelah mereka dilaporkan tidak mematuhi kebijakan vaksinasi Covid-19 yang diberlakukan perusahaan.

Maskapai yang berbasis di Chicago ini memang menetapkan persyaratan vaksinasi Covid-19 kepada stafnya pada Agustus 2021.

Karyawan diminta sudah mengunggah bukti vaksinasi, atau minimal bukti vaksinasi pertama dari dua kali suntikan dengan batas waktu pada Senin 27 September 2021.

Sebagian besar dari 67.000 staf United Airlines di AS telah memberikan bukti vaksinasi tersebut.  Namun diketahui jika 593 pekerja menolak vaksin virus corona dan belum mengajukan pengecualian atas dasar agama atau medis. Mereka pun saat ini terancam kehilangan pekerjaan.

"Ini adalah keputusan yang sangat sulit," kata bosnya dalam sebuah memo kepada karyawan seperti melansir BBC, Rabu (29/9/2021).

United memberlakukan aturan vaksinasi usai perjalanan udara kembali menggeliat usai AS mencabut larangan perjalanan Covid pada warga negara Inggris dan UE.

"Alasan kami untuk mewajibkan vaksin untuk semua karyawan United yang berbasis di AS sederhana - untuk menjaga orang-orang kami tetap aman - dan kenyataannya adalah ini: semua orang lebih aman ketika semua orang divaksinasi, dan persyaratan vaksin bekerja," ujar Kepala Eksekutif Scott Kirby dan Presiden Brett Hart.

"Ini adalah keputusan yang sangat sulit tetapi menjaga keamanan tim kami selalu menjadi prioritas pertama kami," tegas keduanya.

 


Maskapai Lain Lakukan Hal Serupa

Petugas kesehatan mempersiapkan pemberian vaksin COVID-19 di Long Island Jewish Medical Center, New York, AS, 14 Desember 2020. AS mulai memberikan vaksin COVID-19 pertamanya pada Senin (14/12), dengan dosis pertama disuntikkan kepada para petugas kesehatan dan staf panti wreda. (Xinhua/Wang Ying)

Perusahaan mengatakan masih bisa mempertahankan beberapa karyawan yang belum memberikan laporan vaksinasi jika telah disuntik namun gagal menyerahkan bukti vaksinasi. Atau jika mereka divaksinasi sebelum pertemuan formal mengenai masalah tersebut.

United mengatakan akan mengikuti aturan yang digariskan dalam perjanjian serikat pekerja tentang pemecatan. Meski prosesnya bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Lebih dari 2.000 karyawan maskapai ini diketahui telah meminta pengecualian untuk kebijakan tersebut.

Fiona Cincotta, Analis Pasar di City Index, mengatakan kebijakan "ketat" tidak mungkin diperkenalkan oleh maskapai penerbangan Inggris.

Seperti banyak perusahaan di sektor penerbangan, United sangat terpukul oleh pembatasan perjalanan terkait pandemi. Pada puncak krisis, ia mengumumkan bahwa mereka perlu merumahkan hingga 36.000 staf.

Namun, ia membantah bahwa kebijakan vaksinnya akan memengaruhi perekrutan di masa mendatang, meskipun vaksinasi akan menjadi syarat perekrutan untuk staf baru.

Pada hari Selasa dikatakan perusahaan telah menerima lebih dari 20.000 aplikasi untuk sekitar 2.000 pekerjaan pramugari.

Di tempat lain di AS, beberapa maskapai penerbangan telah memperkenalkan mandat vaksin untuk stafnya.

Delta Airlines, misalnya, telah mengumumkan biaya tambahan asuransi kesehatan bulanan sebesar USD 200 (£148) bagi mereka yang menolak divaksin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya