Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan diplomasi vaksin COVID-19 akan bekerja untuk mengamankan kebutuhan vaksin bagi keperluan rakyat Indonesia. Per 30 September 2021, vaksin COVID-19 yang diterima Indonesia baik dalam bentuk bahan baku (bulk) dan vaksin jadi mencapai 274.400.590 dosis.
"Dengan upaya kuat yang telah dilakukan selama ini, Indonesia telah menyuntikkan lebih dari 140 juta dosis vaksin, salah satu yang terbesar di Asia, setelah Tiongkok, India, dan Jepang," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat menyambut kedatangan vaksin AstraZeneca, Kamis (30/9/2021).
Baca Juga
Advertisement
Selain menyuarakan kesetaraan akses vaksin COVID-19 untuk semua negara, Retno Marsudi menyebut, Indonesia berada di garda depan dalam memberikan masukan bagi upaya penataan ulang arsitektur kesehatan dunia.
Tujuannya, agar dunia lebih siap hadapi tantangan kesehatan di masa mendatang. Dalam konteks ini, Indonesia menjadi salah satu co-sponsor pengusulan sebuah International instrument for Pandemic Preparedness and Response.
"Indonesia tergabung dalam Group of Friends of the Treaty for Pandemic Preparedness and Response," lanjut Retno.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Diplomasi Vaksin COVID-19 Indonesia
Diplomasi Indonesia juga dijalankan untuk melawan diskriminasi dan politisasi terhadap vaksin COVID-19.
"Upaya ini terus kita bawakan termasuk terakhir dalam pertemuan Dewan Gavi dengan para co-chairs COVAX AMC Engagement Group, yang mana Menlu RI menjadi salah satu ketuanya," ujar Retno Marsudi melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.
Adapun perkembangan cakupan vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua terus meningkat. Namun, vaksinasi lansia harus ditingkatkan.
Kementerian Kesehatan mencatat masih ada sejumlah wilayah yang vaksinasi lansia dosis pertama rendah, yaitu Sumatera Barat, Aceh, Maluku Utara, dan Papua.
“Kami berharap strategi dapat disusun sesuai dengan permasalahan atau hambatan yang spesifik di masing-masing wilayah untuk meningkatkan cakupan pada kelompok rentan ini,” pungkas Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi pada konferensi pers, Rabu (29/9/2021).
Advertisement