Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan kembali gelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pekan depan. Agenda rapat tersebut yakni Persetujuan atas pengambilalihan Perseroan oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia.
Dilansir dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/9/2021), RUPSLB akan dilaksanakan pada 8 Oktober 2021 pukul 15.00 WIB di kantor Bank Neo, Jakarta. Sebelumnya, Perseroan telah menggelar RUPSLB pada 20 September 2021 dan menyetujui tambahan modal dasar perseroan menjadi Rp 3 triliun dari sebelumnya Rp 1,5 triliun.
Selain itu, perseroan mengagendakan untuk mengesahkan PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pengendali Bank Neo Commerce. Ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengambilalihan yang diatur dalam POJK Nomor 41/POJK.03/2019 tentang penggabungan, peleburan, pengambilalihan, integrasi, dan konversi bank umum.
Namun, pengesahan ini harus tertunda karena rapat belum mencapai kuorum. Kuorum yang dibutuhkan untuk mengesahkan status pengendali ini adalah 75 persen. Sedangkan dalam RUPSLB pada 20 September 2021 dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 73,47 persen, hanya kurang 1,53 persen.
Informasi saja, usai PMHMETD III, PT Akulaku Silvrr Indonesia (Akulaku) merupakan pemegang saham terbesar yang memiliki 1.664.157.909 saham BBYB, setara 24,98 persen dari jumlah modal saham yang ditempatkan dan disetor di BBYB. Hal ini mengakibatkan Akulaku menjadi pemegang saham terbesar BBYB dan pengendalian atas bank ini pun beralih.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
RUPSLB Belum Capai Kuorum, Pengesahan Akulaku Jadi Pengendali BBYB Tertunda
Hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) pada Senin, 20 September 2021 menyetujui tambahan modal dasar perseroan menjadi Rp 3 triliun dari sebelumnya Rp 1,5 triliun.
Dengan demikian, peningkatan modal dasar perseroan terjadi perubahan modal dasar dari semula sebanyak 15 miliar lembar saham Rp 1,5 triliun menjadi sebanyak 30 miliar saham senilai Rp 3 triliun dengan nominal Rp 100 per saham.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan menuturkan, tujuan perubahan modal dasar perseroan sejalan dengan rencana penambahan modal disetor perseroan. Hal ini untuk memenuhi POJK tentang pemenuhan modal minimum bank, juga untuk mengembangkan ekspansi usaha untuk menunjang akselerasi sebagai bank digital ke depan.
Sejak melakukan soft launching pada Maret 2021, pertumbuhan jumlah nasabah BBYB kini mencapai lebih dari tujuh juta nasabah.
"Kepercayaan ini merupakan tanggung jawab besar bagi kami dan karenanya kami sangat serius dalam merencanakan kesiapan bisnis dan juga ekspansi usaha perusahaan seiring dengan upaya kami menjadi bank digital terdepan bagi masyarakat," ujar dia dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (21/9/2021).
Selain itu, perseroan mengagendakan untuk mengesahkan PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pengendali Bank Neo Commerce. Ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengambilalihan yang diatur dalam POJK Nomor 41/POJK.03/2019 tentang penggabungan, peleburan, pengambilalihan, integrasi, dan konversi bank umum.
Namun, pengesahan ini harus tertunda karena rapat belum mencapai kuorum. Kuorum yang dibutuhkan untuk mengesahkan status pengendali ini adalah 75 persen. Sedangkan dalam RUPSLB pada 20 September 2021 dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 73,47 persen, hanya kurang 1,53 persen.
"Karenanya perseroan memutuskan untuk menunda dan akan mengadakan RUPSLB lanjutan pada awal Oktober 2021,” ujar dia.
Advertisement