Liputan6.com, Tulungagung - Sejumlah sarana-prasarana pendukung Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Rusunawa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung dibongkar. Penutupan dilakukan seiring menurunnya rasio BOR (bed occupacy rate) rumah karantina Covid-19 daerah itu, yakni dari 914 tempat tidur tersedia kini hanya digunakan 10 bed atau sekitar 4 persen.
"Penurunan BOR ini juga imbas dari tren penurunan kasus di Tulungagung sehingga beberapa rumah karantina, termasuk rumah sakit darurat Covid-19, ditutup karena sudah tidak digunakan," kata Koordinator Tim LDP (Layanan Dukungan Psikososial) Tagana Tulungagung Imam Safi'i di Tulungagung, Kamis (30/9/2021).
Advertisement
Rumah Karantina Covid-19 telah dioperasikan sekitar 1,5 tahun. Pemkab Tulungagung memutuskan menggunakan Rusunawa UIN Satu (saat itu masih berstatus IAIN Tulungagung) sebagai rumah karantina untuk pasien Covid-19 tidak bergejala atau OTG, untuk pengendalian kasus infeksi virus corona yang saat itu mulai mewabah.
Dalam perjalanannya, rumah karantina ini kemudian ditingkatkan statusnya menjadi RSD COVID-19, terutama sejak terjadi lonjakan kasus pada akhir 2020 dan kemudian pada saat merebaknya varian Delta pada Juli-Agustus 2021.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kuliah Tatap Muka
Kini angka kasus terinfeksi virus corona di Tulungagung terus menurun. Baik yang di RSUD dr. Iskak maupun yang dirawat atau isolasi di rumah karantina juga menurun, bahkan beberapa tempat sudah kosong sejak dua pekan terakhir, termasuk di Rusunawa UIN Tulungagung.
Sementara UIN Tulungagung juga segera memulai perkuliahan secara tatap muka pada 4 Oktober, sehingga rusunawa yang sebelumnya dipinjampakaikan untuk RSD Covid-19 atau rumah karantina Covid-19, dikembalikan ke pihak UIN Tulungagung.
"Setelah kosong nanti akan ada berita acara penyerahan," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dr. Kasil Rokhmat.
Advertisement