Update 1 Oktober 2021: 4.216.728 Positif Covid-19, Sembuh 4.039.835, Meninggal 142.026

Data update pasien Covid-19 tercatat sejak Kamis 30 September 2021 pukul 12.00 WIB hingga hari ini, Jumat pada jam yang sama.

oleh Mevi Linawati diperbarui 01 Okt 2021, 16:19 WIB
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin virus corona COVID-19 Sinovac di pusat vaksinasi massal darurat di lapangan sepak bola di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/9/2021). Vaksinasi ini dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. (Juni Kriswanto/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan, 1.624 orang terkonformasi positif virus Corona pada Jumat (1/10/2021). Dengan demikian, ada 4.216.728 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.

Kemudian, 2.811 dilaporkan sembuh. Sehingga, saat ini terdapat 4.039.835 pasien sudah berhasil sembuh dan negatif Covid-19 di Indonesia.

Sementara itu, kasus meninggal dunia pada hari ini bertambah 87 orang. Dengan demikian, total kasus meninggal akibat Covid-19 di Indonesia menjadi 142.026.

Data update pasien Covid-19 tercatat sejak Kamis 30 September 2021 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Jumat pada jam yang sama.


Libur Natal dan Tahun Baru, Satgas Ingatkan Gelombang Covid-19 Ketiga

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers perkembangan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta pada Selasa, 15 Juni 2021. (Tim Komunikasi Satgas COVID-19/Damar)

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat akan potensi lonjakan gelombang Covid-19 ketiga di Indonesia imbas libur Natal dan Tahun Baru.

"Dengan adanya lonjakan ketiga yang dihadapi berbagai negara di dunia. Serta melihat dari pola kenaikan kasus setelah event atau kegiatan besar di Indonesia, kita tetap perlu waspada dan mengantisipasi lonjakan ketiga di Indonesia," kata dia dalam konferensi pers daring, Kamis (30/9/2021).

Belajar dari pola lonjakan Covid-19 sebelumnya, Wiku menerangkan bahwa gelombang kenaikan pandemi kerap terjadi usai adanya pelonggaran dan acara-acara besar semisal Idulfitri, Maulid Nabi Muhammad SAW, Natal serta Tahun Baru.

"Pembatasan mobilitas dan kegiatan sosial ekonomi yang mulai dilonggarkan perlahan menjadi kekuatan yang akan berubah menjadi tantangan apabila tidak dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat. Dengan adanya wacana perizinan kegiatan besar, ditambah lagi kita segera memasuki periode Natal dan Tahun Baru, kehati-hatian dan tidak gegabah dalam menjalankan aktivitas perlu menjadi modal dasar kita," ujar dia.

Menurut Wiku, berangkat dari pola sebelumnya, kasus Covid-19 mulai turun ketika pemerintah memberlakukan pembatasan. Begitu kasus turun dan pembatasan mulai dilonggarkan, kasus akan meningkat perlahan.

"Hal ini menunjukkan bahwa upaya kita untuk menjaga protokol kesehatan 3M belum maksimal dan belum dapat menjadi faktor utama penurunan kasus Covid-19," kata dia.


Disiplin Prokes

Saat ini faktor utama penurunan kasus di Indonesia, kata Wiku didorong oleh pembatasan sosial. Padahal hal itu tak bisa dilakukan secara terus menerus lantaran amat berdampak negatif terhadap ekonomi nasional.

"Untuk itu sekali lagi saya tekankan bahwa apa pun upaya yang akan dilakukan, jika pelaksanaan dan pengawasan protokol kesehatan tidak kuat, maka hal-hal tersebut tidak akan berjalan dengan efektif," tegas Wiku.

Dia menekankan bahwa pembatasan kegiatan masyarakat tak bisa selamanya dilakukan. Satu-satunya cara yang miskin risiko untuk dilakukan terus menerus adalah disiplin prokes.

"Selalu memakai masker ke mana pun kita pergi dan sebisa mungkin tidak berkerumun. Ini adalah hal yang paling mudah dan murah yang bisa kita lakukan," kata Wiku.


3 Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Sebelum Vaksinasi Covid-19

Infografis 3 Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Sebelum Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya