Liputan6.com, Jakarta - Melalui proyek TAS TEPELER, Turki memperkenalkan tujuh area penggalian dan penelitian arkeologi. Wilayah-wilayah ini mencakup Gobeklitepe, Karahantepe, Gurcutepe, Sayburc, Akmaktepe, Sefertepe, dan bukit Yeni Mahalle.
Program ini, jelas Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki dan Badan Promosi dan Pengembangan Pariwisata Turki (TGA), bermaksud mengungkap sejarah perkembangan manusia. Juga, transformasi besar dari cara hidup pemburu-pengumpul ke pertanian, melalui serangkaian kunjungan, pertemuan, dan acara yang terselenggara pada 21--27 September 2021.
Dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Kamis, 30 September 2021, akademisi, serta peneliti dai Turki dan seluruh dunia bertemu dalam simposium "Refleksi Neolitik di Dunia," pada Kamis, 23 September 2021. Di kesempatan itu, peserta juga mengunjungi penggalian di Karahantepe yang saat ini dibuka untuk sementara waktu.
Baca Juga
Advertisement
Penggalian dilakukan komite ilmiah dan Direktorat Museum Sanlıurfa di bawah kepemimpinan Direktorat Jenderal Aset Budaya dan Museum Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Mehmet Nuri Ersoy mengatakan bahwa situs dan penggalian mereka mengungkap kontribusi penting Anatolia bagi sejarah manusia.
"Dalam beberapa hari mendatang, penggalian akan dimulai di bukit pemukiman Ayanlar, Yogunbur, Harbetsuvan, Kurttepesi, dan Taslıtepe sebagai bagian dari fase pertama Proyek Penelitian Neolitik Sanlıurfa yang akan berlangsung pada 2021--2024," katanya.
"Pengukuran geomagnetik dan radar penembus tanah telah dilakukan di beberapa daerah ini. Pengukuran tersebut akan berlanjut secara paralel dengan penggalian," imbuh Ersoy.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penggalian di 12 Lokasi
Ersoy menyambung bahwa pihaknya bertanggung jawab atas proyek ini bersama para pemangku kepentingan. "Kerja sama direncanakan bersama 12 institusi dan organisasi, termasuk delapan universitas di Turki," ucapnya.
"Dalam kerangka ini, protokol kerja sama langsung ditandatangani Universitas Istanbul, Universitas Harran, dan Universitas Ankara Bilim. Kami juga melibatkan delapan universitas dari lima negara berbeda, empat akademi, institut, museum internasional, serta membangun jangkauan internasional dengan Jepang, Rusia, Jerman, Inggris, dan Prancis," imbuh Ersoy.
Dalam periode proyek tersebut, penggalian akan dilakukan di 12 lokasi, termasuk Karahantepe, sebuah situs dengan lebih dari 250 blok megalit berbentuk T. Ini mirip dengan yang ditemukan di Situs Warisan Dunia UNESCO, Gobeklitepe.
Advertisement
Transformasi Tempat Penampungan Jadi Rumah
Diyakini bahwa temuan dari penggalian ini akan berkontribusi cukup besar untuk pengetahuan terhadap kemanusiaan di zaman prasejarah, termasuk kehidupan sehari-hari dan ritual mereka. Diperkirakan ada beberapa situs di Sanlıurfa yang mirip dengan Gobeklitepe dalam mencerminkan fase awal zaman neolitik.
Temuan terbaru dari penggalian Karahantepe dipajang dalam pameran Manusia Karahantepe dan Neolitik di Museum Arkeologi Sanlıurfa yang dibuka pada 23 September 2021 selama peluncuran proyek TAS TEPELER.
TAS TEPELER sendiri dianggap sebagai gambaran awal transformasi tempat penampungan jadi rumah, 12 ribu tahun lalu. Di masa itu, pedesaan diperkirakan mulai bermunculan, terbentuknya strata sosial, dan pengembangan kemampuan dasar untuk berdagang.
Bangunan megalitik yang monumental di daerah itu diyakini sebagai ruang komunal tempat orang berkumpul. Kongres Neolitik Dunia Internasional, yang akan diadakan pada 2023 sebagai bagian dari proyek Penelitian Zaman Neolitik, akan menampilkan berbagai sesi ilmiah, serta memamerkan kekayaan budaya unik Sanlıurfa.
Infografis Risiko Mobilitas Saat Liburan untuk Cegah COVID-19
Advertisement