Erick Thohir: Pelindo Resmi Merger, Perpes Sudah Diteken Presiden Pukul 15.00 WIB

Menteri BUMN Erixk Thohir menegaskan Presiden Jokowi akhirnya menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) tentang penggabungan Pelindo

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Okt 2021, 18:10 WIB
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akhirnya menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) tentang penggabungan Pelindo menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Hal ini dipastikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

"Sudah ditandatangani dan pukul 15.00 WIB tadi, resmi merger," tegas Erick Thohir, Jumat (1/10/2021).

Seperti diketahui, sebelumnya, Erick Thohir memastikan dengan penggabungan Pelindo I-IV ini, maka secara bertahap mampu menekan biaya logistik nasional.

Saat ini biaya logistik di Indonesia masih sangat mahal yakni 24 persen. Jika dibandingkan dengan negara lain yang di kisaran 11 persen, angka tersebut sangat tinggi.

"Kita harapkan dengan penggabungan Pelindo ini juga sebagai negara kelautan yang besar, kita juga kembali menyeimbangkan pasar kita dengan infrastruktur yang Pelindo miliki dan kita terus berupaya menekan biaya logistik," kata Erick.

Erick menambahkan dengan adanya penggabungan Pelindo tersebut, ternyata peti kemas Indonesia terbesar nomor 8 di dunia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Manfaat Secara Luas

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Arif Suhartono menegaskan banyak manfaat yang nantinya diciptakan dari proses merger Pelindo itu sendiri. Apa saja?

Untuk perekonomian nasional, standarisasi bisnis dan pelayanan pada Pelindo pasca merger, diharapkan berdampak pada penurunan biaya logistik secara bertahap. Efisiensi biaya logistik ini dapat membantu meningkatkan ekonomi nasional.

Bahkan tidak hanya itu, integrasi Pelindo juga akan membuka lapangan kerja baru melalui investasi di sektor pelabuhan yang semakin meningkat. Dengan demikian berpotensi menurunkan angka pengangguran. Semakin tingginya jumlah pekerja, akhirnya bisa meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia selama 2021-2025.

Arif menambahkan, untuk prospek perkembangan bisnis perusahaan sendiri, merger Pelindo akan membuka kesempatan perusahaan untuk go global.

"Integrasi ini akan meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs," tegas Arif kepada Liputan6.com.

Dengan throughput 16,7 juta TEUs ini, maka Pelabuhan Indonesia akan mengalahkan International Container Terminal Service, Inc yang melayani peti kemas 8,9 juta TEUs per tahun dan Evergreen yang melayani 8,5 juta TEUs per tahun.

"Penggabungan Pelindo ini akan menyatukan sumber daya keuangan, peningkatan leverage dan memperkuat permodalan perusahaan," tegas Arif.

Bicara mengenai konsep merger, Arif, yang juga sebagai Ketua Organizing Comitte (OC) Integrasi Pelindo itu menjelaskan, setelah terintegrasinya Pelindo, selanjutnya anak perusahaan Pelindo I hingga IV akan digabungkan dalam 4 klaster atau subholding. Klaster tersebut yakni peti kemas, non peti kemas, logistic & hinterland development, dan klaster marine, equipment, and port services.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya